Stabilkan Harga dengan 15 Ton Bawang Merah

- Rabu, 3 Juni 2020 | 10:41 WIB
JAGA JARAK: Masyarakat mengantre untuk mendapatkan kebutuhan pangan dengan harga murah di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), kemarin (2/6)./SOPIAN HADI/RADAR KALTARA
JAGA JARAK: Masyarakat mengantre untuk mendapatkan kebutuhan pangan dengan harga murah di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), kemarin (2/6)./SOPIAN HADI/RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR - Hingga kemarin (2/6) harga bawang merah di pasar tradisional khususnya di Tanjung Selor masih cukup tinggi yakni Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu per kg. Padahal diharga normal hanya sekira Rp 45 ribu per kg.

Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provini Kaltara  akan mendatangkan 15 ton bawang merah dari Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  Upaya itu dilakukan untuk menekan harga bawang merah yang naik cukup signifikan di tengah pandemi Covid-19.

Kepala DPKP Provinsi Kaltara Wahyuni Nuzband menyebutkan 5  dari 15 ton bawang merah yang rencananya masuk ke Kaltara sudah tiba Senin (1/6).

“Empat ton kami distribusikan untuk Tanjung Selor dan sekitarnya. Satu lagi didistribusikan di Kota Tarakan,” ungkap wanita yang akrab disapa Yuni.

Selain disebar ke distributor, bawang merah juga dijual di Toko Tani Indonesia Center (TTIC). Harganya di bawah harga pasaran, yakni  Rp 48 ribu per kg.

“Kami menggelar operasi pasar untuk warga Tanjung Selor di TTIC,” sebutnya.

Operasi pasar yang digelar kemarin berlangsung hingga stok habis. Namun kegiatan serupa hanya dilakukan di Bulungan khususnya di Tanjung Selor. Untuk kabupaten lainnya masih menunggu pasokan bawang merah lainnya sebanyak 10 ton yang rencananya akan tiba di Kaltara pada Jumat  pekan ini.

“Mudah-mudahan kalau 10 ton bawang merah itu sudah masuk, kami bisa melaksanakan operasi pasar di KTT, Tarakan dan Malinau dan daerah lainnya bekerja sama dengan beberapa organisasi,” kata Yuni. 

Upaya ini dilakukan agar harga bawang merah bisa kembali stabil dengan stok yang banyak. Sebab, penyebab harga salah satu bumbu masak ini naik signifikan karena stok yang menipis. Jika persediaan sedikit harga dipastikan naik, sebaliknya stok banyak maka harga turun.

Selain karena pasokan, wanita berhijab ini juga menjelaskan naiknya harga bawang merah karena harga di tingkat produsen juga naik.

“Informasi dari produsen harga di saat panen sudah mahal, sekitar Rp 44 ribu per kilogram,” ujarnya.

Khusus program penstabilan harga dan stok bawang merah ini, DPKP Kaltara mendapat subdisi ongkos angkut dari Kementerian Pertanian sehingga harga bisa ditekan.

“Dapat subsidi ongkos angkut dari Bima hingga Kaltara, ” sebutnya.

Ia menambahkan, selain bawang merah dalam operasi pasar yang digelar TTIC juga menjual bawang putih dengan harga di bawah pasar.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X