TARAKAN - Pemberlakuan protokol new normal masih jadi pertanyaan. Kepastian menunggu kebijakan pemerintah pusat. Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes, mengatakan keputusan new normal merupakan kebijakan dari Gugus Tugas Nasional. Dalam hal ini, Khairul menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pembahasan soal penanganan Covid-19. Hanya, pandemi Covid-19 diibaratkan seperti roller coaster yang setiap saat bisa berubah.
“Ini pandemi setiap saat ada perubahan-perubahan. Karena cerita pandemi ini cerita tidak normal. Apakah setelah tanggal 7 Juni 2020 nanti ada pembukaan, itu tergantung dari kebijaksanaan pemerintah pusat. Untuk transportasi laut dan udara bukan menjadi kewenangan Pemkot, sehingga kami akan mendukung dan mem-back up semua kebijakan pemerintah pusat,” jelasnya.
Biaya perjalanan yang semakin membengkak karena adanya protokol kesehatan di tengah pandemi merupakan hal yang wajar. “Kalau tidak punya uang ya nabung dulu baru berangkat. Kalau mengeluhkan ya memang karena harganya mahal dan itu tidak dibantu Pemkot,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Utara, Norhayati Andris mengatakan berdasarkan penyampaian Menteri Ekonomi ada 25 daerah untuk persiapan new normal, termasuk Tarakan. Namun, usulan yang disampaikan Gubernur Kaltara adalah Tana Tidung, Bulungan dan Nunukan, tak termasuk Tarakan.
“Tetapi yang ditentukan oleh pemerintah termasuk menteri adalah Tarakan yang ditunjuk. Makanya kemarin Kapolda, Danrem, DPRD dan Wali Kota melakukan simulasi new normal,” ungkapnya.
Pelaksanaan new normal menurut Nor sudah dapat dilakukan di Tarakan. Dalam hal ini pihaknya tidak dapat melarang masyarakat untuk berkegiatan dan mencari rezeki.
“Roda ekonomi harus jalan, tapi harus melalui protokol kesehatan seperti penggunaan masker, handsanitizer dan tes swab jika ingin keluar masuk daerah,” tegasnya.
Perlahan-lahan pemerintah akan melakukan tatanan kehidupan normal yang masih berpatokan pada protokol kesehatan. “Sampai saat ini kami belum tahu apakah sudah clear atau terbebas dari bahaya Covid-19 ini. Sehingga kalau mau beraktivitas, masyarakat harus mengubah kebiasaan sehat,” ujarnya. (shy/lim)