Tes PCR Paling Lambat Awal Juni

- Kamis, 28 Mei 2020 | 14:07 WIB
Dr. Irianto Lambrie/Gubernur Kaltara
Dr. Irianto Lambrie/Gubernur Kaltara

JIKA tak ada aral, akhir Mei atau paling lambat awal Juni 2020 tes polymerase chain reaction (PCR) sudah bisa dilakukan secara mandiri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan.

Gubernur Kaltara Dr. H. Irianto lambrie mengatakan, saat ini alat PCR untuk mendiagnosis Covid-19 itu sudah datang. Sementara ini masih disimpan di RSUD Tarakan. Rencananya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan peninjauan alat tersebut.

“Sekarang ini tinggal menunggu alat pendukung untuk ruangan bertekanan negatif di rumah sakit itu. Kalau itu sudah ada langsung dipasang,” ujarnya kepada Radar Tarakan saat ditemui di Tanjung Selor, Rabu (27/5).

Pastinya, jika ruangan bertekanan negatif itu sudah siap, maka instalasi alat PCR itu sudah dapat dilakukan. Namun, sebelum tes PCR itu dilakukan secara mandiri, tentu tenaga ahli yang menganalisa sampel Covid-19 ini harus dipersiapkan terlebih dahulu.

“Tapi, bisa tinggal nanti sambil berjalan dilakukan pelatihan terhadap petugas yang bisa memanfaatkan alat PCR itu secara profesional,” kata mantan sekretaris provinsi (sekprov) Kalimantan Timur (Kaltim) ini.

Sebab, jika terjadi kekeliruan dalam penanganannya, bisa menimbulkan permasalahan baru. Artinya, jika tenaganya tidak terlatih, bisa saja hasil laboratorium yang keluar tidak dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya yang seharusnya positif dikatakan negatif, atau sebaliknya.

Sehingga hal-hal seperti tenaga medis untuk menangani ini persoalan ini juga perlu dan harus dipahami semua pihak. Alat PCR tersebut juga harus ‘mengantongi’ izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dulu. Dalam hal ini, bukti legalitas bahwa RSUD Tarakan ini sudah bisa melakukan tes PCR mandiri.

“Sementara ini izin itu masih berproses. Tapi target kami paling lambat awal Juni nanti sudah bisa operasional,” tuturnya.

Intinya, proses untuk pemanfaatan alat PCR ini tinggal selangkah lagi. Saat ini pihak rumah sakit sedang menggenjot percepatan penyelesaian yang masih berproses, dalam hal ini penyelesaian ruangan bertekanan negatif.

 

Direktur RSUD Tarakan, dr. Muhammad Hasbi Hasyim mengatakan bahwa alat PCR telah diterima pihaknya sejak 2 hari lalu. Hanya, pendukung ruang tekanan negatif ini sedang dalam perjalanan jalur darat dari Samarinda menuju Tanjung Selor.

Alat pendukung ruang tekanan negatif ini berfungsi untuk memutar sirkulasi udara agar tidak keluar ke lingkungan umum. Sebab udara bersikulasi keluar ruangan, namun dengan adanya alat pendukung ruang tekanan negatif ini dapat menyaring udara yang keluar dari ruang isolasi.

“Yang sedang dikerjakan ini virus. Jangan sampai rumah sakit ini menjadi penyebar virus, ini yang kami hindari, makanya ruangannya harus bertekanan negatif,” jelasnya.

Adapun ruang yang disiapkan RSUD untuk penempatan PCR adalah ruang isolasi paling ujung dengan ukuran 4x6 meter dan dapat dioperasikan pada 2 minggu kemudian. Sebab mesin alat pendukung ruang tekanan negatif ini cukup besar. Sedang alat mesin PCR berkuran kecil seperti kotak. Namun diperlukannya alat yang bisa menyedot udara keluar ruangan sehingga udara dapat steril.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X