TANA TIDUNG - Akibat pandemi Covid-19, bertepatan dengan H-4 Idulfitri harga ayam potong turun drastis. Salah satunya dirasakan pedagang daging ayam potong di Pasar Induk Imbayud Taka, pedagang mengaku harga daging ayam turun drastis.
Suratno (49), salah satu penjual ayam potong di Pasar Imbayud Taka, mengatakan bahwa harga daging ayam saat ini berkisar menjadi Rp 35-38 ribu, dari harga semula Rp 50 ribu per kilogramnya. "Asli jauh turun harganya, ini cukup lumayan ini sudah hampir sebulan harganya turun. Sebelum wabah corona harga stabil namun mendekati Lebaran ini harga turun drastis," kata Suratno, kepada Radar Tarakan.
Dampak dari Covid 19 yang menyebabkan turunnya harga ayam mengingat dalam beberapa hari lagi umat islam akan merayakan Idul Fitri, dan juga akibat jumlah ayam potong yang meningkat namun tidak sedikitnya permintaan pasar.
Permintaan menurun ini juga imbas dari warga yang tidak keluar rumah, yang memang harus dilakukan demi menekan angka penularan Covid-19. Tak hanya itu saja, akibat banyaknya pasokan dari para peternak tadi, kini banyak pedagang dadakan yang memilih menjual daging ayam melalui media sosial dengan harga Rp 33 ribu per kilogram.
Hal senada juga diungkapkan Paidil (39). Semenjak virus corona mewabah hingga masyarakat harus melakukan pembatasan sosial, pemesanan ayam menurun drastis. "Kalau pembeli sangat jarang sekarang. Kalaupun ada paling hanya beberapa kilo saja, yang saya tunggu sebentar lagi kan Lebaran mudahan saja pembeli banyak karena untuk dipakai berhari raya," kata Paidil, pedagang di Jalan Jenderal Sudirman.
Diakuinya, bahwa memang banyak warga yang lebih memilih membeli melalui pedagang secara online. Selain lebih murah, juga banyak penjual yang menyediakan layanan pesan-antar sampai ke rumah.
Menyikapi kondisi ini, tidak sedikit dari para pedagang pasar tradisional terpaksa turut bersaing dengan pedagang online agar tetap bisa bertahan.
Mereka berharap, pemerintah dapat turun tangan dalam mengatasi kondisi ini agar para pedagang yang masih berjualan, khususnya di pasar tradisional, tetap bisa bertahan di tengah wabah corona ini. “Sejak wabah corona ini, penjualan ayam potong mengalami penurunan. Apalagi sejumlah rumah makan tutup, akibat pemberlakuan imbauan tidak keluar rumah dan jaga jarak oleh pemerintah,” tambahnya.
Terpisah, Liya (33) salah seorang ibu rumah tangga mengakui, harga ayam potong mengalami penurunan yang cukup drastis. Tetapi, walaupun harga ayam potong terbilang murah, namun daya beli masyarakat juga mengalami penurunan selama pandemi Covid-19. “Harga ayam potong memang turun mas, tetapi daya beli kami warga ini juga turun, karena berdampak pula kepada usaha kami juga mengalami penurunan sejak wabah virus corona ini,” katanya lesu.
Sekretaris Disperindagkop dan UKM Tana Tidung Linda Safitri seusai meninjau harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Imbayud Taka mengungkapkan, harga barang kebutuhan pokok penting secara umumnya masih stabil. “Alhamdulillah, sebagian besar harga masih stabil, walaupun ada terjadi naik turun harga, tetapi selisih harga tidak terlalu tinggi saya harap pedagang bisa bersabar ditengah virus Covid 19,” katanya singkat. (rko/lim)