Di sisi lain, pihaknya pun merasa bingung lantaran perannya memang bukan berarti melihat saat harga meroket. Tapi, dengan harga anjlok ini juga menjadi perhatiannya lebih jauh. Sehingga tak hanya pada harga tinggi saja turun ke lapangan. “Intervensi dari pemerintah tentu sangat diharapkan pada pelaku usaha. Tapi, bagaimana kalau kondisi pun sama seperti ini. Dari ASN pun ada pemotongan 50 persen. Sehingga cara lama dengan membeli ke pengusaha tak bisa optimal,” tuturnya.
Hanya, pihaknya menyarankan terhadap para peternak memang di tengah kondisi saat ini dapat menyesuaikan jumlah produksinya. Sehingga tidak sampai terjadi banjir dari sembako itu sendiri. “Kurangi produksi atau paling tidak produksi disesuaikan dengan kebutuhan. Masalah ini memang tak hanya daerah ini. Tapi, secara keseluruhan,” pungkasnya. (omg/eza)