Daya Beli Rendah, Harga Daging Ayam Turun

- Kamis, 14 Mei 2020 | 12:44 WIB
MURAH: Harga daging ayam potong di Pasar Induk Tanjung Selor mengalami penurunan drastis semenjak daya beli masyarakat rendah karena pandemi Covid-19. FOTO: RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA
MURAH: Harga daging ayam potong di Pasar Induk Tanjung Selor mengalami penurunan drastis semenjak daya beli masyarakat rendah karena pandemi Covid-19. FOTO: RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menilai rendahnya daya beli masyarakat selama ini menjadi pemicu turunnya beberapa harga sembilan bahan pokok (sembako) di provinsi ini. Khususnya, pada harga ayam potong yang tengah turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri, Disperindagkop dan UKM Kaltara, Hj. Hasriani mengungkapkan, setiap tahunnya tak ditampik pihaknya selalu disibukkan dengan tingginya harga sembako, salah satunya ayam potong.

Dipastikan tahun ini permasalahan itu tak ada lagi lantaran harga di pasar terbilang sudah sangat murah. “Ya, setiap tahun itu menjadi kerjaan kami. Tapi, dengan kondisi saat ini permasalahan itu tak terulang lagi,” ungkapnya kepada Radar Kaltara saat dihubungi melalui sambungan telepon pribadinya.

Lanjutnya, terkhusus ayam potong yang sempat viral lantaran tahun itu harganya meroket tajam. Sehingga tim Satgas Pangan pun harus berjibaku agar dapat menciptakan suatu kestabilan harga saat itu. Beruntungnya lambat laun permasalahannya dapat teratasi dengan baik.

“Bahkan, terbaru saat kami menggelar vicon HBKN (Hari Besar Keagamaan dan Nasional). Harusnya pasca vicon ada pasti turun ke lapangan dengan mengundang semua Satgas Pangan. Tapi, saat ini hanya memonitor dan belum ke arah sana,” ujarnya.

Lebih jauh dikatakannya, pandemi Covid-19 saat ini memang membuat beberapa perekonomian terganggu. Untuk itu, pihaknya pun tetap berupaya agar dapat membantu dalam membangun perekonomian itu kembali. “Meski, memang dari dampak Covid-19 ini. Yakni biasa setiap tahunnya hingga H-1 Idulfitri masih berkutat di pasar. Tapi, ini tidak,” katanya.

Di sisi lain, pihaknya pun merasa bingung lantaran perannya memang bukan berarti melihat saat harga meroket. Tapi, dengan harga anjlok ini juga menjadi perhatiannya lebih jauh. Sehingga tak hanya pada harga tinggi saja turun ke lapangan. “Intervensi dari pemerintah tentu sangat diharapkan pada pelaku usaha. Tapi, bagaimana kalau kondisi pun sama seperti ini. Dari ASN pun ada pemotongan 50 persen. Sehingga cara lama dengan membeli ke pengusaha tak bisa optimal,” tuturnya.

Hanya, pihaknya menyarankan terhadap para peternak memang di tengah kondisi saat ini dapat menyesuaikan jumlah produksinya. Sehingga tidak sampai terjadi banjir dari sembako itu sendiri. “Kurangi produksi atau paling tidak produksi disesuaikan dengan kebutuhan. Masalah ini memang tak hanya daerah ini. Tapi, secara keseluruhan,” pungkasnya. (omg/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X