Pengusaha Walet Keluhkan Pengiriman Sarang Walet Terhambat

- Rabu, 29 April 2020 | 11:17 WIB
TERDAMPAK COVID-19: Julkipli saat memperlihatkan hasil panen waletnya. FOTO: RIKO / RADAR TARAKAN
TERDAMPAK COVID-19: Julkipli saat memperlihatkan hasil panen waletnya. FOTO: RIKO / RADAR TARAKAN

TANA TIDUNG – Di tengah pandemi Covid-19, pengusaha sarang burung walet di Kabupaten Tana Tidung (KTT) mengeluhkan pengiriman sarang burung walet terkendala keluar daerah.

Saat ini tak sedikit daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Bersakal Besar (PSBB), yang mengakibatkan terkendalanya pengiriman sarang burung walet. "Untuk harga relatif masih stabil di angka 11-12 juta (rupiah) per satu kilogram, tapi saat ini yang jadi kendala yakni pengirimannya apalagi sekarang Tarakan sudah menerapkan PSBB yang membuat pengiriman ke Tarakan agak susah," kata Julkipli yang sering disapa Zoel Batalas, salah satu pengusaha walet di KTT kepada Radar Tarakan, Selasa (28/4).

Zoel mengakui, di tengah pandemi virus corona ini, permintaan sarang burung walet meningkat, termasuk di tingkat internasional tepatnya ke Cina. Namun untuk ekspor ke Cina saat ini juga turut terhambat. "Warga negara Cina memang menggemari sarang burung walet. Sarang burung walet sangat manjur dalam menyembuhkan paru- paru," ungkapnya.

Dijelaskanya, selama ini produksi sarang burung walet di kawasan Kecamatan Sesayap diekspor langsung ke Cina dalam bentuk mentah. Padahal, kata dia, sarang burung walet yang berasal dari air liur walet itu akan lebih menggiurkan lagi jika diolah terlebih dahulu menjadi barang setengah jadi atau barang jadi karena akan memberi nilai tambah. "Kami mengharapkan dibuat pabrik pengolahan sarang walet di sini, kan bisa menambah pembukaan lapangan kerja. Jadi tidak perlu ekspor barang mentah lagi," kata Zoel Batalas pemilik sekaligus pemborong sarung burung walet.

Ia juga mengatakan sebagai orang yang berurusan dengan walet, ia tidak terlalu tahu banyak hasil manfaat burung walet. Namun kata dia, secara tradisional burung walet biasa menyembuhkan sakit panas, paru- paru dan pengobatan kulit oleh masyarakat sekitar.

Karena menggiurkannya usaha sarang burung walet bukan berarti tidak ada risikonya, salah satu risiko yang sering mengancam dari usaha ini adalah pencurian sarang burung walet. Jika tak hati-hati, keuntungan ratusan juta bisa hilang.

Menurutnya, para pencuri burung sarang walet biasanya mengerahkan banyak cara untuk mendapatkan targetnya. Tak jarang mereka main mata dengan petugas penjaga sarang burung walet. "Ini yang selalu menjadi ancaman bagi pengusaha walet,makanya di dalam dan di luar rumah burung walet diberikan kamera pengintai," katanya.

Ia berharap semoga wabah virus Corona cepat berlalu dan pengiriman sarang burung walet bisa kembali normal. "Saya harapkan pengiriman bisa kembali normal, kalau seperti ini terus kasihan kami pengusaha walet ini. Tak tahan harus membeli tanpa harus menjual kembali," harap Zoel. (rko/ash)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X