Ekonomi Bangkit di Tengah Pandemi, Urai Masalah Distribusi

- Senin, 20 April 2020 | 12:12 WIB
Ditengah pandemi masih ada peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan. Pertanian salah satu yang tak terlalu terimbas.
Ditengah pandemi masih ada peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan. Pertanian salah satu yang tak terlalu terimbas.

Keberlangsungan bisnis, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus memanfaatkan potensi lain agar dapat bangkit di tengah pandemi. Butuh kejelian memanfaatkan situasi saat ini. Beberapa sektor terpukul dengan pandemi Covid-19, namun adapula yang terus menjaga asa.

  

SEPERTI salah seorang pelaku UMKM, Jenk Ana Sasmoko mengaku penjualannya meningkat drastis. Sebelum merebaknya Covid-19 di Kaltara, khususnya Tarakan, dia hanya mengorder barang dari Pulau Jawa dengan durasi 3 kali dalam sebulan.

Namun baru-baru ini, penjualannya meningkat hingga dalam seminggu dia mengambil barang dari luar sebanyak 2 kali. Dalam seminggu yang terjual sebanyak 300 lembar hingga 500 lembar baju anak-anak maupun orang dewasa.

“Sebagian orang mengeluh penurunan omzet, tapi saya alhamdulillah peningkatan 100 persen. Dengan situasi ini, tergantung bagaimana kita menyikapinya dan rezeki sudah ada yang atur. Yang penting kami tetap safety (aman),” kata wanita berhijab ini.

Dalam hal ini strategi pemasarannya diubah, dengan mengikuti perkembangan zaman. Dikatakannya, dalam situasi ini pemerintah mengimbau agar masyarakat tetap di rumah selagi tidak ada keperluan mendesak di luar. Momen ini pun lebih giat dimanfaatkannya untuk promosi melalui media online miliknya.

“Dari dulu memang sering promosi lewat online, tapi dengan kondisi seperti sekarang orang banyak diam di rumah, dan pasti pegang gadget. Jadi saya manfaatkan sikon, rajin promosi online,” katanya.

Sebelumnya dia bergelut di dunia kuliner. Namun saat ini dia lebih fokus pada penjualan baju dan ramuan herbal, yang juga sesuai dengan kondisi pandemi Covid-19. “Kuliner dilanjutkan anak saya. Kami sikapi keadaan ini dengan positif thinking (berfikir positif). Meski di rumah, tetap kreatif,” tutupnya.

 

DAYA BELI MENURUN?

Suryadi, salah satu pengusaha sektor perikanan di Tarakan menuturkan, semenjak adanya pandemi daya beli masyarakat sangat menurun. Sehingga sangat berdampak terhadap ekspor domestik komoditas ikan komsumsi. Suryadi merupakan pengusaha yang sering mengekspor ikan bandeng ke Pulau Jawa.

“Kalau sebelumnya, rata-rata kami kirim 300 ton. Tapi sekarang turun sampai 50 persen, jadi bisa jadi 150 ton aja,” ungkapnya.

Dampaknya lagi, para petani tambak pun mulai menahan hasil panennya. Lantaran harga bahan baku yang turun. Kalau pun dipaksakan untuk memanen, dipastikan modal awal tidak akan kembali. “Akhirnya memberikan efek ke semuanya, ke pembelian (pengepul) dan penjual di pasar,” bebernya.

Diakui Suryadi, hasil olahan perikanan miliknya 90 persen dikirim ke Jakarta. Akibat turunnya pemesanan, dipastikan harga ikan yang dijual keluar juga turun.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB

Bupati Bulungan Ingatkan Keselamatan Penumpang

Kamis, 11 April 2024 | 16:33 WIB

Ada Puluhan Koperasi di Bulungan Tak Sehat

Sabtu, 6 April 2024 | 12:00 WIB
X