Program Pemerintah Dikira Hanya Bohongan

- Kamis, 9 April 2020 | 13:03 WIB
KEBIJAKAN: Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan kebijakan pembebasan dan subsidi tarif listrik selama tiga bulan ke depan dikarenakan dampak pandemi Covid-19. FOTO: RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA
KEBIJAKAN: Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan kebijakan pembebasan dan subsidi tarif listrik selama tiga bulan ke depan dikarenakan dampak pandemi Covid-19. FOTO: RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA

Presiden RI, Joko Widodo sudah kesekian kalinya mengeluarkan kebijakan selama pandemi Covid-19 ini. Salah satunya, yang masih cukup hangat mengenai pembebasan dan subsidi tarif listrik bagi masyarakat. Hanya, dikarenakan cukup banyaknya informasi hoaks atau berita bohong bermunculan. Ada masyarakat yang mengira program itu sebuah bohongan.

RACHMAD RHOMADHANI

SANDANG (35), salah seorang warga di Bumi Tenguyun (Kabupaten Bulungan), tepatnya di Desa Ardi Mulyo, Kecamatan Tanjung Palas Utara salah satunya. Ia mengetahui informasi pembebasan dan subsidi tarif listrik itu dari media sosial (medsos).

Akan tetapi, saat itu ia tak terlalu menggubrisnya dan sekadar melewatkan informasi itu. Dikarenakan, istilah menggratiskan pembiayaan tarif listrik dan subsidi di tengah pandemi Covid-19 ini hanya sebuah khayalan. Ditambah, rasa tidak cukup percayanya mengenai informasi valid tersebut. Di Bumi Tenguyun ini tengah cukup banyak bermunculan berita hoaks yang tak dapat dipertanggung jawabkan.

Misalnya, mengenai adanya peta zona merah di wilayah Jalan Semangka, Tanjung Selor. Tak ditampik, saat itu sontak membuat warga heboh dan enggan melintasinya. Termasuk, dirinya yang saat itu tengah berada di Ibu Kota Kaltara, Tanjung Selor ini.

“Iya, selama pandemi Covid-19 ini banyak berita yang bermunculan tapi kebenarannya belum pasti. Jadi, awalnya informasi itu (pembebasan dan subsidi tarif listrik) saya kira pun hoaks ataupun khayalan,” katanya kepada pewarta.

Namun, lanjutnya, beruntung saat itu dengan seringnya berselancar di medsos menggunakan handphone berukuran lebar 5 inch itu. Ada salah soerang rekannya yang saat itu menawarkan bantuan untuk mengurus pembebasan dan subsidi tarif listrik di rumahnya. Hanya, lagi–lagi ia menganggap itu hanya sekadar candaan dari rekan masa kecilnya tersebut. “Saya tidak langsung meresponsnya. Karena saya anggap rekan saya itu bercanda,” ujar ayah dari tiga orang anak ini.

Beruntungnya, saat itu sembari berbincang santai melalui sambungan selularnya. Akhirnya, rekannya yang diketahui bernama Wija (43) itu berhasil membuatnya percaya dan menginstruksikan untuk mencobanya secara langsung. Sehingga program itu pun ternyata benar nyata.

“Wajar saya tinggal di sebuah desa mengenai informasi itu tak tahu secara langsung dari sumbernya. Tapi, ternyata benar saya mendapatkan pembebasan biaya seperti diinformasikan di medsos,” ungkapnya.

Pria yang bekerja sehari-hari sebagai nelayan ini juga mengakui bahwa tentu sangat bahagia mendapat pembebasan biaya sepenuhnya. Dikarenakan, daya di rumahnya saat ini hanya 450 VA. Berbeda dengan yang 900 VA hanya mendapat subsidi atau diskon 50 persen. “Katanya ini akan berlaku selama tiga bulan berjalan ini. Yaitu, April, Mei dan Juni,” jelasnya.

Namun, tambahnya, ia tetap berharap ke depan pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir. Sehingga ia dapat beraktivitas seperti biasanya dengan mencari hasil sumber daya alam (SDA) di laut lepas. ”Saat ini libur dulu. Mengikuti apa instruksi pemerintah yang katanya diam di rumah,” tutupnya.

Berbeda yang dialami pelanggan PLN lainnya. Heri (32), ia justru belum mengetahui tentang program pemerintah itu. Untuk daya listrik di rumahnya yaitu 900 VA. Sehingga ia seharusnya bisa mendapatkan subsidi 50 persen selama tiga bulan berjalan ini. “Caranya seperti apa. Kami masih belum mengetahuinya,” ungkapnya.

Ia berharap, ke depan pihak terkait dapat memberikan informasi lebih gamblang dari program yang menjadi kebijakan pemerintah pusat. Sehingga masyarakat di pelosok desa sekalipun dapat merasakan manfaatnya. “Kami di desa sekalipun bicara dampak virus itu jelas ada. Perekonomian jadi lesu karena harus banyak diam di rumah,” pungkasnya.

Terpisah, Manager PY PLN ULP Tanjung Selor, Sandi mengungkapkan, terkait pembebasan dan subsidi tarif listrik itu merupakan informasi valid dan bisa dipertanggung jawabkan. Bahkan, pihaknya melakukan pendataan untuk pelanggan yang mendapatkan pembebasan biaya dengan daya 450 VA sebanyak 5.705 pelanggan. Sedangkan, daya 900 yang disubsidi setengahnya sebanyak 1.177 pelanggan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X