Imbas Covid-19, Pendapatan Menurun

- Kamis, 9 April 2020 | 10:16 WIB
PENDAPATAN MENURUN: Pedagang keluhkan pendapatan menurun, imbasnya sejumlah harga sembako ikut naik. FOTO: RIKO/RADAR TARAKAN
PENDAPATAN MENURUN: Pedagang keluhkan pendapatan menurun, imbasnya sejumlah harga sembako ikut naik. FOTO: RIKO/RADAR TARAKAN

TANA TIDUNG - Imbauan pemerintah untuk menerapkan social distancing dan physical distancing menghidari Covid-19 mengakibatkan aktivitas warga terbatas. Kondisi ini berimbas pada omzet pedagang di pasar Induk Imbayud Taka, Kabupaten Tana Tidung mulai menurun.

Sejak sebulan lalu imbauan bagi masyarakat KTT untuk sebisa mungkin mengurangi aktivitas di luar rumah akibat pandemi virus corona. Jalan-jalan mulai lengang dan pusat keramaian seperti pasar tradisonal mulau sepi.

"Hampir sebulan sepi pembeli kalau pun ada tidak ramai, jarang sekali orang belanja," kata Ijum, salah seorang pedagang di Pasar Induk Imbayud Taka, kepada Radar Tarakan.

Menurut Ijum, hal itu juga berpengaruh pada menurunya penghasilan para pedagang. "Biasanya pagi itu sudah ada orang yang membeli, kalaupun ada tidak banyak yang belanja. Bisa rugi kalau begini terus," jelas Ijum pedagang sayur.

Dia menyebut, kemungkinan besar pembeli tidak berani keluar karena di pasar banyak warga yang berinteraksi dengan warga lainnya. Dan juga karena memang sebagian warga ada yang menyetok bahan pokok seperti beras, gula dan garam.

Di sisi lain, saat ini diketahui harga beberapa bahan makanan di pasar sangat mahal. Hal itu juga diperkirakan menjadi penyebab rendahnya minat orang-orang menuju pasar.

"Yang naik itu harga gula pasir, minyak goreng, dan bawang putih," sebut Ijah salah seorang pedagang sembako.

Diketahui harga gula pasir sebalumnya Rp 17 ribu naik menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Telur sebelumnya Rp 45 ribu, sekarang naik menjadi Rp 58 ribu per piring.

Salah seorang pembeli, Resti (35) saat sedang berbelanja di Pasar Induk Imbayud Taka mengatakan, saat ini hampir semua item barang harganya mahal. Khususnya gula.

"Sekarang apa-apa mahal harganya, untuk beli bahan pokok saja kita sudah berpikir apalagi mau belanja pakaian, sepatu, tas nantilah itu. Apalagi harga gula sangat mahal sekarang, harganya sudah Rp 20 ribu mana susah dapatnya makanya kalau ada saya mau beli banyak biar enak tidak cari lagi," tutur Resti.

 

Terpisah Sekretaris Disperindagkop Linda Safitri mengatakan, untuk gula pihaknya akan mendata setiap penjual gula yang ada di Kabupaten Tana Tidung. Dan akan mensterilkan harga tersebut jika memang ada kenaikan.

"Memang untuk harga gula itu mengalami kenikan secara nasional. Jadi sekarang ada kenaikan itu memang dari pusatnya. Tapi kami akan terus pantau perkembangan harga bahan bahan pokok yang ada di KTT," kata Linda Safitri kepada Radar Tarakan, Selasa (7/4).

Saat ini pihaknya terus mendata dan memantau setiap bahan pokok yang ada. Pemkab KTT saat ini juga telah mengantisipasi jika terjadi kelangkaan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X