Dunia Usaha Waswas, PHK Diambang Mata

- Minggu, 5 April 2020 | 13:56 WIB
Tambak udang di Kaltara. Karena Corona, industri pengolahan udang di Kaltara mengalami penurunan signifikan.
Tambak udang di Kaltara. Karena Corona, industri pengolahan udang di Kaltara mengalami penurunan signifikan.

Wakil Ketua Umum Bidang Ilmu Teknologi dan Industri Kreatif pada Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Kaltara, Effendy Gunardi, S.E, mengatakan, PHK menjadi salah satu pilihan karena dampak pembatasan kegiatan produksi perusahaan.

“Contoh di Jawa karyawan perusahaan sudah banyak yang dirumahkan, namun tetap menerima gaji 50 persen. Ini membenani perusahaan karena kewajibannya untuk membayar cicilan di bank juga tetap jalan, sementara barang yang diproduksi tidak maksimal karena kebijakan untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah,” tuturnya, Sabtu (4/4).

Instruksi work from home (WFH) atau kerja dari rumah dinilai efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun tidak semua pekerja bisa WFH, ada juga pekerja yang memperoleh hasil dengan harus melakukan kerja fisik seperti di perusahaan industri.

“Yang jadi masalah ini pekerja yang menggunakan fisik, bila di rumah dengan menerima gaji 50 persen, tentu membebani perusahaan. Belum lagi kewajibannya membayar cicilan di bank, dampak buruknya pastinya PHK hingga perusahaan tersebut bangkrut,” ucapnya.

Terkait PHK, dirinya menegaskan bahwa hal tersebut merupakan hal yang perlu dihindari oleh setiap perusahaan. Mengingat PHK bukanlah solusi saat ini.

“Kadin pusat hingga Kadin di daerah berusaha agar anggotanya tidak melakukan PHK terhadap karyawannya. Bila dilakukan tentunya akan memutus rezeki orang lain, terlebih orang yang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari bersama keluarganya,” ujarnya.

Keringanan kredit oleh Presiden Joko Widodo hingga maksimal satu tahun, bisa membantu perusahaan menengah ke bawah untuk mengatasi kondisi saat ini.

“Itu untuk menengah ke bawah, sebenarnya dampak besar juga dirasakan oleh perusahaan besar, sehingga kita harapkan ada juga penundaan pembayaran kredit untuk perusahaan besar yang memiliki karyawan lebih banyak di masa pandemi ini,” ungkapnya.

Sementara khusus secara umum di Kaltara pendemi Covid-19 sudah sangat memengaruhi berbagai sektor, seperti pariwisata, perhotelan, pariwisata, transportasi, restoran dan terutama sektor perikanan yang menjadi unggulan Kaltara.

“Sebelum Maret kami sudah merasakan kesulitan ekspor dan impor di sektor perikanan terutama udang. Pangsa pasarnya di Tiongkok dan beberapa negara di Asia tutup akibat Covid-19,” ujarnya.

Meski ada pilihan di pangsa pasar Eropa yang kebanyakan meminta udang windu, namun kondisinya sudah sama seperti Tiongkok dan beberapa negara Asia.

“Di Eropa tidak hanya dibatasi saja, ada juga negara Eropa yang ekspor dan impornya sudah ditutup akiibat Covid-19,” ujarnya.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara nasional akan terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. “Tidak hanya ekonomi nasional saja, ekonomi dunia juga terkena imbasnya, Amerika yang merupakan negara yang super power juga harus kebingungan menghadapi Covid-19, semoga semua sehat dan Covid-19 segera dapat teratasi. Amin,” pungkasnya. (puu/jnr/shy/raw/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X