Berawal dari Obat Empiris, Jadi Penangkal Hama dan Covid-19

- Jumat, 3 April 2020 | 12:26 WIB
ANTI COVID-19: Disinfektan buatan Faizan Nur Eli yang digunakan untuk mencegah Covid-19 dan telah disemprotkan ke sejumlah rumah masyarakat Kelurahan Karang Rejo. FOTO: AGUS DIAN ZAKARIA/RADAR TARAKAN
ANTI COVID-19: Disinfektan buatan Faizan Nur Eli yang digunakan untuk mencegah Covid-19 dan telah disemprotkan ke sejumlah rumah masyarakat Kelurahan Karang Rejo. FOTO: AGUS DIAN ZAKARIA/RADAR TARAKAN

Merebaknya pandemi Covid-19 di seluruh Indonesia, membuat masyarakat meramu sendiri disinfektan untuk mencegah penularan virus asal Tiongkok tersebut. Kendati demikian, tidak semua orang dapat membuat cairan disinfektan berbahan dasar alami.

AGUS DIAN ZAKARIA

SALAH satu warga RT 04, Kelurahan Karang Rejo, Faizan Nur Eli baru-baru ini mendapat respons baik, karena cairan pembasmi hama yang dibuatnya dapat digunakan sebagai disinfektan dalam mencegah penyebaran covid-19. Hal itu diungkapkannya usai mendapatkan kabar dari Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Disinfektan buatannya itu mengandung senyawa yang dapat membunuh Covid-19.

"Sebenarnya sudah lama saya buat ini, tahun 2017. Awalnya cairan saya ini diciptakan untuk membasmi hama pada tanaman. Cairan ini dari hasil suling tempurung kelapa,” bebernya.

Ia memilih tempurung kelapa, karena dari orang tua dulu menggunakan tempurung kelapa untuk pengobatan sakit gigi dan mengeringkan luka. Karena masyarakat dulu percaya, tempurung kelapa ini bisa membunuh bakteri dan kuman. Sehingga pada saat itulah saya terinspirasi untuk membuatnya menjadi cairan yang dapat digunakan membunuh hama pada tanaman dengan cara membakar kemudian menyulingnya hingga hasil pembakarannya mengeluarkan cairan.

Pada 2017, akhirnya ia dapat menciptakan cairan tersebut. Cairan ini tidak hanya mematikan hama pada tanaman, tapi juga sekaligus menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman.

Ia menjelaskan, sebenarnya dirinya tidak memiliki niatan dalam membuat cairan tersebut sebagai disinfektan, melainkan murni untuk membantu memberantas hama yang kerap mengganggu tanaman. Meski demikian, setelah pernah mengikutkan lomba cairan temuannya itu, pernah digunakan dan diakui memiliki kandungan sama dengan cairan disinfektan yang diproduksi Balitbangkes.

"Ini sudah digunakan petani di Tarakan sebagai pengganti kompos, dan sudah menjadi bahan penelitian mahasiswa pertanian Unhas (Universitas Hasanuddin) beberapa tahun lalu. Tapi setelah diteliti dari Balitbang asap cair yang saya pernah paparkan di lomba ini, mamiliki kandungan sama dengan disinfektan yang dibuat Balitbang dari asap cair kayu dan bambu. Karena memang selain menyuburkan tanaman, cairan juga membunuh hama dan bakteri," tuturnya.

Dengan adanya informasi tersebut, akhirnya Faizan disarankan untuk memproduksi lebih banyak cairan tersebut. Alhasil cairan yang dibuatnya sudah digunakan di RT tempat tinggalnya. Rencananya ia akan memproduksi lebih banyak lagi.

"Ini sudah digunakan masyarakat RT di sini (tempat tinggalnya, Red) dan sudah disemprotkan ke rumah warga. Rencananya asap cair ini akan saya kembangkan lebih banyak," bebernya.

Lanjutnya, dengan adanya asap cair tersebut, ia berharap semoga masyarakat lainnya juga dapat memproduksi disinfektan asap cair berbahan tempurung kelapa. Sehingga hal tersebut menciptakan lebih banyak disinfektan alami.

"Rencananya ini akan disalurkan ke beberapa RT di sekitar sini. Dan saat ini saya sedang berupaya melakukan koordinasi kepada pemerintah kota untuk merekomendasikan asap cair ini," ujarnya. (***/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X