KJRI: Perbatasan Sebatik Bocor

- Rabu, 1 April 2020 | 14:09 WIB
RILIS: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes saat melakukan press rilis online soal update kasus corona di Tarakan. FOTO: AGUS DIAN ZAKARIA/RADAR TARAKAN
RILIS: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes saat melakukan press rilis online soal update kasus corona di Tarakan. FOTO: AGUS DIAN ZAKARIA/RADAR TARAKAN

TARAKAN – Di tengah upaya menekan penyebaran virus Covid-19, di perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara), tepatnya di Kabupaten Nunukan, warga negara Indonesia (WNI) terdeteksi masih saja keluar masuk Tawau, Sabah, Malaysia secara ilegal. Padahal di Tawau penderita Covid-19 diketahui terus meningkat. Data yang dirilis pemerintah setempat telah mencapai 63 orang positif Covid-19, 12 orang di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI). Angka itu terbesar di antara kota-kota di Negara Bagian Sabah.

Kepala Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau Sulistijo Djati Ismojo mengonfirmasi kondisi yang membahayakan itu. Bahkan ia mempertanyakan warga yang masuk itu dari Tarakan dan Nunukan kepada pemerintah daerah (pemda).  “Ya, banyak laporan masuk ke kami terkait masih adanya WNI masuk melalui Tawau,” ujar Djati.

Menindaklanjuti laporan itu, pihaknya telah melayangkan surat permohonan agar WNI tidak memasuki daerah Tawau secara ilegal, baik dari Nunukan maupun Tarakan. Surat itu sudah dikeluarkan sejak Sabtu (28/3) lalu. Dalam surat tersirat inti permasalahan, kapal jongkong dari Sungai Aji Kuning dan Sungai Melayu masuk melalui pelabuhan domestik Tawau, membawa penumpang WNI dari Sebatik. “Padahal pihak keamanan Malaysia, sudah melarang kapal jongkong dari Aji Kuning dan Sungai Melayu masuk ke pelabuhan domestik Tawau,” tambah Djati.

Dengan tingginya kasus Covid-19 di Tawau yang juga sudah masuk dalam zona merah, pihaknya pun mengimbau WNI tidak lagi masuk melalui dermaga rakyat di Sebatik.

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nunukan Aris Suyono beralasan seluruh pintu keluar masuknya manusia baik di jalur legal maupun tradisional (ilegal, Red) terpantau tim. Sebab tim terbagi di seluruh daerah Nunukan hingga ke paling daerah rawan sekalipun.

Memang diakui Aris, Pulau Nunukan terdiri dari beberapa pulai yang terpisah oleh laut dan darat. Meski begitu, tidak menjadi kendala tim untuk melakukan penanganan serta antisipasi Covid-19 untuk di daerah paling hulu Nunukan sekalipun. “Semua daerah sudah dilengkapi tim mulai dari kesehatan, keamanan, perlintasan, semua lengkap untuk tangkal Covid-19,” ujar Aris.

Di Krayan misalnya. Daerah yang hanya bisa dijangkau dengan jalur udara itu, tetap punya tim lengkap penanganan Covid-19. Daerah Krayan juga sedikit diuntungkan dengan lockdown (karantina wilayah) yang dilakukan pemerintah Malaysia, sehingga pencegahan pun difokuskan ke bandara.

“Daerah Krayan, malaysia kan lockdown, jadi kita diuntungkan sementara, karena di Krayan hanya fokus di bandara,” ungkap Aris.

Sementara di Sebatik, daerah yang notabene punya jalur tradisional itu juga dijaga ketat, kata dia. “Sebatik juga begitu, kedatangan-kedatangan manusia sudah minim sekali di jalur tradisional, tapi tetap dipantau setiap harinya. Untuk itu, antisipasi lebih terfokus untuk kedatangan dalam negeri di pelabuhan legal,” jelas Aris.

Hingga Selasa (31/3), tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nunukan merilis ada sebanyak 64 ODP sementara PDP ada sebanyak 2 orang. 2 Orang PDP yang diisolasi di RSUD Nunukan merupakan kluster jemaah tabligh. Nunukan sendiri masih paling mendominasi banyaknya ODP yang ada dimana sudah mencapai angka 29 orang dengan 2 PDP-nya tersebut.

 

PASIEN POSITIF MEMBAIK

Selasa (31/3), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan kembali mengumumkan perkembangan kasus di Kota Tarakan. Dalam laporan tersebut, 7 pasien dalam pengawasan (PDP) yang telah dilakukan uji laboratorium, hasilnya negatif.

“Sehubungan dengan penetapan pandemi global Covid-19 oleh WHO dan tanggap darurat bencana Kota Tarakan memberitahukan, jumlah PDP saat ini sebanyak 10 orang, jumlah PDP konfirmasi negatif sebanyak 7 orang. Dan positif 1 orang dan 2 orang masih menunggu hasil spesimen,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan yang juga Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes, kemarin (31/3).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Upah Tak Sesuai, PMI Kabur dari Majikan di Malaysia

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:30 WIB

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X