Harga Cabai Rp 90 Ribu Sekilo

- Rabu, 1 April 2020 | 13:53 WIB
PANGAN: Harga cabai di pasaran mencapai Rp 90 ribu per kilogram, kemarin (31/3). FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN
PANGAN: Harga cabai di pasaran mencapai Rp 90 ribu per kilogram, kemarin (31/3). FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN

TARAKAN – Di tengah kegelisahan akan pandemi Covid-19, sejumlah kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan. Salah satu sembako yang mengalami kenaikan harga yakni cabai.

kepala Seksi pengawasan Distribusi dan Harga Barang Pokok pada Disdagkop-UKM Tarakan Eko hamdiansyah, S.H, M.H, menjelaskan bahwa rencananya April akan dilakukan monitoring stok barang pokok. Terutama yang mengalami kenaikan yang signifikan dan sudah melampui harga eceran tertinggi (HET), serta penyebab naiknya harga.

“Cabai lokal, Rp 100 ribu sampai 120 ribu per kilonya, tetapi saat ini sudah mulai turun yaitu Rp 85.000 sampai Rp 90 ribu. Cabai dari luar harganya sekitar Rp 70 ribu sampai dengan Rp 80 ribu. Kalau yang luar dipengaruhi oleh transportasi angkut,” jelasnya.

Sedangkan untuk jenis kebutuhan pokok seperti bawang putih harganya Rp 45 ribu per kilonya dan bawang merah hargannya Rp 40 ribu.

Disdagkop-UKM Tarakan tetap melakukan pemantauan di lapangan dalam hal kenaikan sembako.

Selasa (31/3) Disdagkop-UKM juga membagikan selebaran surat edaran kepada seluruh pelaku usaha berupa sembako. Dalam surat tersebut berisi beberapa poin, salah satunya adalah tidak melakukan penutupan kegiatan usaha. Sehingga bisa menghindari keresahan masyarakat dan panic buying.

Sumirno, salah satu pedagang cabai menjelaskan harga cabai lokal tinggi karena kurangnya stok.

“Saat ini memang kondisi cabai yang bisa dikatakan berkurang, sedangkan untuk cabai kampung biasanya jumlahnya yang sedikit sehingga harganya pun ikut melonjak. Kalau cabai kampung di Tarakan sendiri memang tidak mencukupi karena banyaknya peminat, di samping masih segar dan juga lebih besar,” ujarnya.

 

STOK ELPIJI AMAN

Isu kelangkaan elpiji menimbulkan kecemasan masyarakat pengguna.

Mursinah, seorang warga RT 15 Kelurahan Karang Harapan mengungkapkan jika seminggu terakhir dirinya kesulitan mendapat elpiji 3 kilogram. Menurutnya, jika hal ini tidak diperhatikan pemerintah, maka hal tersebut akan menimbulkan banyak protes dari masyarakat.

“Sudah 1 minggu ini tidak ada. Kalau mahal masih mending, barangnya ada ini barangnya pun juga tidak ada. Kemungkinan ini ada yang menimbun lagi, kalau pemerintah tidak cepat memperhatikan, ini bisa memancing keluhan warga,” ujarnya, kemarin (31/3).

Saat Radar Tarakan mencoba melakukan pemantauan ke salah satu agen elpiji di Kota Tarakan, hal itu tampak berbeda dari kondisi di lapangan. Bagaimana tidak, pasalnya stok elpiji di agen tersebut cukup melimpah.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB

Jelang Pilkada, Polres KTT Sebut 21 TPS Rawan

Rabu, 13 Maret 2024 | 13:55 WIB
X