Pulang Ke Malinau, Mahasiswa Harus Isolasi Diri

- Selasa, 31 Maret 2020 | 12:33 WIB
SEMPROT DISINFEKTAN: Berbagai cara telah dilakukan pemerintah dan masyarakat Malinau untuk mencegah penyebaran Covid-19. Untuk membantu pencegahan, bagi mahasiswa dan orang yang baru datang untuk mengisolasi diri secara mandiri. FOTO: AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN
SEMPROT DISINFEKTAN: Berbagai cara telah dilakukan pemerintah dan masyarakat Malinau untuk mencegah penyebaran Covid-19. Untuk membantu pencegahan, bagi mahasiswa dan orang yang baru datang untuk mengisolasi diri secara mandiri. FOTO: AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN

MALINAU – Untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si meminta kepada seluruh orang yang baru datang ke Malinau, terutama para mahasiswa dari daerah yang terpapar wabah  untuk mengisolasi diri secara mandiri.

“Mahasiswa yang pulang ke Malinau, supaya betul-betul standby di rumah. Tidak boleh keluar-keluar rumah,” ujar Bupati Malinau Yansen TP kepada Radar Tarakan via telepon, Minggu (29/3) malam.

Ini, kata Bupati, ia peringatkan karena para mahasiswa yang baru pulang ke Malinau memang banyak berada di daerah paparan dan zona merah Covid-19. Ia meminta, dengan alasan apapun itu untuk sementara mereka hanya boleh beraktivitas di rumah mengisolasi diri selama 14 hari sesuai dengan masa inkubasi virus tersebut.

Apabila mereka melanggar dan tetap berkeluyuran, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau bersama instansi terkait akan mengambil tindakan tegas. Peringatan yang ia sampaikan ini untuk kepentingan Malinau, bangsa dan negara. Jadi semua dan tak hanya mahasiswa yang baru datang, tapi seluruh orang yang baru datang dari luar daerah untuk isolasi secara mandiri di rumah.

“Betul-betul harus mengisolasi diri. Kalau akhirnya ketahuan juga mereka tidak menaati ini, akan diambil tindakan tegas,” tegas Yansen TP.

Diketahui, rata-rata anak-anak Malinau kuliah di luar daerah seperti di Jakarta, Yogyakarta, Malang, Samarinda dan beberapa daerah lainnya, termasuk di luar negeri. Daerah-daerah tersebut, memang daerah yang sudah terpapar.

Ketegasan ini pun berlaku bagi mereka yang tidak berasal dari daerah yang terpapar. Lanjut Bupati, mereka saat dalam perjalanan pulang menggunakan transportasi umum juga sangat rawan terpapar virus tersebut. Jadi, walaupun mereka kelihatan sehat, tapi belum tentu aman.

Karena rata-rata berusia muda dan tentunya punya kekebalan tubuh atau imun yang kuat, bisa saja tidak sakit, namun bisa menjadi hidden carrier (pembawa) virus Covid-19 dalam tubuh mereka. “Mereka datang terlihat sehat dan kuat bukan berarti aman. Karena orang di sini belum tentu kuat. Sehingga virus itu terbawa ke masyarakat sini,” katanya.

“Tolong mereka sadar dengan itu dan betul-betul mengisolasi diri. Jadi untuk sementara jangan keluar-keluar rumah. Ya kalau akhirnya juga anak-anak yang pulang ini juga kena razia, ya mohon maaf sajalah (ditindak). Daripada kita bermasalah di sini, ya mereka harus taat,” tukasnya seraya meminta agar semua bias bekerja sama dengan pemerintah menaati aturan dan imbauan pemerintah untuk kepentingan bersama.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Malinau dr. John Felix Rundpadang, MPH juga menyampaikan imbauan di media sosial (medsos). Ia mengucapkan selamat datang kembali ke Malinau kepada para mahasiswa dan pelajar yang ia sebut sebagai penerus generasi bangsa. “Kami menyambut kedatangan saudara, khususnya keluarga dengan penuh sukacita,” cita tulisnya di akun medsosnya.

Untuk kesehatan semua, ia meminta agar para mahasiswa dan pelajar melaporkan diri ke call center Covid-19 Malinau untuk dilakukan pemantauan dan edukasi selama masa isolasi mandiri selama 14 hari.

Isolasi mandiri dilakukan dengan memantau kondisi kesehatan diri sendiri dengan menghindari kemungkinan penularan dengan orang-orang sekitar termasuk keluarga dengan melaporkan kepada call center kondisi kesehatannya setiap hari untuk evaluasi.

“Yang dilakukan selama isolasi mandiri adalah tinggal di rumah dan tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat, menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lain, upayakan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota keluarga lain,” sebut dr. John Felix.

Kemudian, lanjutnya, menggunakan masker saat berhubungan dengan orang lain, terlebih kalau ada gejala gangguan pernapasan, batuk dan flu. Juga, memantau peningkatan suhu badan dan gangguan pernapasan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X