Pasien Positif Covid-19 Itu Sempat Tak Dirawat di Ruang Isolasi

- Minggu, 29 Maret 2020 | 12:11 WIB
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltara dalam konferensi pers.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltara dalam konferensi pers.

TARAKAN – Sebelumnya tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan merilis adanya delapan pasien dalam pengawasan (PDP) di Tarakan. Namun Jumat (27/3), satu pasien dinyatakan positif Covid-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes, mengatakan, satu warga Tarakan dinyatakan pasien positif Covid-19, berdasarkan hasil sampel yang dikirimkan ke Balitbangkes Surabaya.

Diketahui pasien positif Covid-19 ini warga RT 3, Kelurahan Pamusian, Tarakan Tengah. Seorang perempuan berinisial M dengan usia 79 tahun.   “Jadi PDP Tarakan totalnya 8 orang. 2 negatif, dan sisanya 6 orang (sampel). 5 sampel bersama 1 sampel yang negatif diuji sekali lagi, untuk pengujian kedua karena dia kontak erat dengan daerah terjangkit dan itulah yang menjadi permasalahan kita, hasilnya Covid-19 positif. 1 di Tarakan, dan 1 di Bulungan. Jadi pasien positif di Kaltara ada 2 orang,” bebernya, Jumat (27/3).

Pasien tersebut datang dari Jakarta, yang juga merupakan daerah terjangkit Covid-19. Tiba di Tarakan 3 Maret lalu. Namun tim gugus tugas belum mendapatkan informasi lengkap, tujuan pasien melakukan perjalanan ke Jakarta. Termasuk sudah berapa hari di rumah baru merasakan gejala seperti demam dan batuk. Dari gejala yang ditunjukkan pasien tersebut, dikategorikan pasien dalam pengawasan (PDP).

 “Kita belum bisa informasikan lebih jelas, belum tahu pasti dalam rangka apa dia ke Jakarta, apakah melakukan pertemuan atau seperti apa. Makanya kita lakukan tracing dulu. Sebelumnya dia dihantar oleh ambulans puskesmas,” katanya.

Dari kasus positif Covid-19 ini, tim gugus tugas bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan melakukan tracing atau melacak orang-orang yang kontak dengan pasien tersebut. Mulai dari keluarga, hingga tenaga medis yang merawatnya, akan dilakukan rapid test.  “Siapa saja yang kontak dengan pasien tersebut, itu yang perlu dilakukan rapid test. Selanjutnya kita koordinasi, karena rapid test-nya saja kami belum terima,” lanjutnya.

Yang disayangkannya, sejak awal pasien tersebut tidak dirawat di ruang isolasi. Namun saat di ruang isolasi pun, pasien dijaga oleh anaknya.  “Awalnya dirawat di ruang biasa. Kelalaian pihak rumah sakit juga, karena di ruang isolasi itu dia ditunggui oleh anaknya. Jadi anaknya status PDP karena kontak erat, tapi identitas detailnya kami belum dapat,” bebernya.

Pemkot Tarakan juga melakukan penyemprotan disinfektan di daerah sekitaran RT 3, Kelurahan Pamusian. “Dan kami sudah melakukan tracing (penelusuran) kasusnya untuk di rumah sakit, dan RT-RT di sekitaran,” katanya.

Dia pun menyayangkan tindakan seorang dokter RSUD Tarakan yang membocorkan adanya pasien positif Covid-19 di Tarakan. Padahal dari prosedur tim Gugus Tugas, penyampaian melalui satu pintu dengan menyiapkan langkah-langkah agar tidak meresahkan masyarakat.

 “Ada seorang dokter yang membuat status bahwa ada pasien Covid-19 positif. Padahal itu harus menunggu, jangan langsung disebar karena akan meresahkan masyarakat. Pasti kami sampaikan, tapi kami harus memikirkan apa yang harus dilakukan, bagaimana dampak kalau tersebar di masyarakat,” bebernya.  “Makanya koordinasi itu sangat penting, dan akhirnya konsentrasi saya terbagi-bagi antara melakukan koordinasi dan mencegah agar tidak terjadi penyebaran dan harus menjawab keresahan masyarakat,” sambungnya.

RS NUNUKAN RUJUKAN

RSUD Nunukan dinilai mampu menjadi RS rujukan lantaran memiliki dokter spesialis paru dan alat seperti radiologi atau rontgen. Sehingga, Gubernur Kaltara Dr. H. Irianto Lambrie telah memutuskan menunjuk RSUD Nunukan sebagai rujukan.

Selanjutnya RSUD Malinau juga tengah diusulkan menjadi rujukan. Sedangkan untuk RSUD Tana Tidung saat ini tidak memiliki dokter spesialis.   “Gubernur menandatangi SK untuk RSUD Nunukan menjadi RS rujukan tadi siang.  Sebelumnya ada rujukan ke RS Bulungan karena tidak memiliki APD (alat pelindung diri) yang banyak di RS Malinau. Dan bantuan diberikan ke RS Malinau dan diharapkan bisa melakukan perawatan. Jika tidak bisa diatasi bisa dirujuk. Artinya tidak perlu rujuk jika mampu diatasi,” harapnya.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltara Andi Santiaji Pananrangi menambahkan adanya warga Kaltara yang dinyatakan positif Covid-19 gerak cepat harus dilakukan. Ia mengimbau kepada masyarakat yang telah berkomunikasi dan kontak langsung dengan pasien agar melakukan pemeriksaan diri.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X