Segeralah Kirim..!! Karena ODP Covid-19 Meningkat, APD Masih Minim

- Selasa, 24 Maret 2020 | 11:31 WIB
MINIM: Alat pelindung diri (APD) yang digunakan tenaga medis untuk menangani pasien corona, masih sangat minim. FOTO: Ilustrasi INT
MINIM: Alat pelindung diri (APD) yang digunakan tenaga medis untuk menangani pasien corona, masih sangat minim. FOTO: Ilustrasi INT

TANJUNG SELOR – Orang dalam pemantauan (ODP) virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Bulungan terus bertambah. Sedangkan, pasien dalam pengawasan (PDP) masih bertahan dua orang.

Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19 Bulungan, dr. Heriyadi Suranta menyampaikan, jika dibandingkan beberapa hari sebelumnya memang ada peningkatan.

“Tanggal 21 Maret kan ODP hanya empat orang, nah per hari ini (kemarin, Red) bertambah tiga, jadi tujuh orang, kalau PDP tetap dua orang,” kata Heriyadi kepada Radar Kaltara saat ditemui di ruang kerjanya. Rata-rata ODP bertambah karena yang bersangkutan melakukan perjalanan ke daerah yang telah terpapar Covid-19. Untuk menetapkan ODP tidak bisa sembarangan. Pertama, yang bersangkutan punya riwayat perjalanan ke daerah yang terpapar. Kemudian ada gejala demam dan gangguan saluran pernafasan, baik batuk, pilek dan sesak nafas.

“Tapi kalau tidak ada gejala maka tidak bisa dimasukan ke dalam kategori ODP,” sebutnya.

Meski demikian, ada juga ODP yang sudah dinyatakan membaik, karena telah melewati masa inkubasi Covid-19 selama 14 hari. “Jadi kalau sudah melewati 14 hari maka yang bersangkutan sudah lewat ODP,” jelasnya.

Terkait PDP, satu orang merupakan warga Kecamatan Bunyu, hanya saja sekarang ini diisolasi di Tarakan. Sedangkan satu orang masih diisolasi di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo. “Kalau spesimen PDP yang di rumah sakit sini (Tanjung Selor) sedang dalam proses pengiriman,” ujarnya.

Dinkes mengaku sempat terkendala dalam proses pengiriman melalui maskapai, karena pihak maskapai memiliki prosedur yang ketat. “Selain harus melengkapi dokumen, spesimen juga akan diuji lagi, dan pengujian itu akan dilakukan oleh orang yang bersertifikasi khusus,” ungkapnya.

Jadi untuk wilayah Kaltara, maskapai hanya punya satu orang yang bersertifikasi. Nah, orang itu sekarang ini posisinya di Tarakan. Jadi dari Balikpapan orang itu dibawa lagi ke Tarakan untuk dilakukan pengecekan. “Mereka (maskapai, Red) ketat dan akan dicek lagi pengepakan dan pengemasan spesimen itu,” bebernya.

Bahkan informasi yang diterima spesimen itu juga akan dijatuhkan dari ketinggian 1,2 meter. Itu dilakukan untuk memastikan apakah kemasannya pecah atau tidak. “Jadi proses pengirimannya itu membutuhkan proses yang panjang,” sebutnya.

Meski begitu, pihaknya memastikan spesimen yang dikirim tidak rusak, karena sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP), dan spesimen itu juga disimpan di dalam tempat dengan suhu 2 sampai 8 derajat celcius. “Kami pastikan spesimen itu tidak akan rusak. Kalau sampai rusak kami juga akan rugi,” ucapnya.

Adapun spesimen yang diuji di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Surabaya meliputi spesimen darah, dahak, usap tenggorokan dan usap faring hidung paling belakang. “Semua akan diuji, apakah keempat spesimen itu positif atau tidak,” jelasnya.

Dikatakan, sekarang ini untuk spesimen dari Kaltara tidak lagi diuji di Litbangkes Jakarta, karena berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk Kaltara masuk di Litbangkes Surabaya. “Di Jakarta sudah overload (kelebihan), jadi sekarang ini semua provinsi sudah dibagi,” ujarnya.

Untuk alat pelindung diri (APD) sebenarnya masih ada, hanya saja saat ini jumlahnya sudah mulai menipis. “Saya tidak hafal jumlahnya berapa yang jelas APD yang ada sekarang ini kami perkirakan masih bisa bertahan selama seminggu ke depan dan sekarang ini kami sedang berupaya untuk mengusulkan APD,” bebernya.

Usulan APD, sambung Heriyadi, telah disampaikan kepada provinsi maupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) juga sudah diupayakan untuk pengadaan APD.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X