WASPADALAH..!! Kaltara Dikepung Covid-19

- Sabtu, 21 Maret 2020 | 11:32 WIB
PENCEGAHAN: Wakil Gubernur Kaltara Udin Hianggio pun diperiksa.
PENCEGAHAN: Wakil Gubernur Kaltara Udin Hianggio pun diperiksa.

KALIMANTAN Utara (Kaltara) ‘dikepung’ daerah terjangkit Covid-19. Di utara Kaltara misalnya, Tawau, kota ketiga terbesar di Negara Bagian Sabah, Malaysia diketahui penderita aktif sebanyak 23 orang, 1 di antaranya merupakan warga negara Indonesia.

Di Selatan Kaltara, Kalimantan Timur (Kaltim), pemerintah baru saja mengumumkan 10 penderita aktif. Yang terbagi di tiga kota, Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong. Menanggapi itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltara Agust Suwandy mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan terkini se-nasional.

Kaltara memang mewaspadai dua daerah terhubung, yakni Kaltim dan Sabah, Malaysia. Berkaitan dengan ditemukannya kasus baru di Kaltim yang berkaitan dengan sebuah seminar di Bogor, Jawa Barat, pihaknya masih berusaha melakukan pelacakan. Diduga peserta seminar tersebut juga ada dari Kaltara.

Agust mengungkap Gugus Tugas berperan memutus mata rantai penularan. Misalnya pada TKI yang dipulangkan dari Malaysia, terus dipantau. “Kami baru saja rapat lagi, kami ingin menggerakkan gugus tugas itu. Misalnya perhubungan membantu kita dalam hal pengawasan, transportasi mobilisasi, disnaker dalam hal TKI, dinas sosial, BPBD kewaspadaannya. Kita juga membuat posko siaga. Semua kami harapkan berperan sesuai dengan tupoksinya. Kami juga berusaha melacak contact dengan penderita yang sudah positif di Kaltim. PDP ini rerata datang dari daerah terjangkit. Local transmission (penyebaran lokal),” sebutnya (20/3).

Sejauh ini 6 orang telah ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) di Kaltara. Pasien tersebut melalui pemeriksaan radiologi berupa rontgen. “Sampel 2 sudah dikirim. Dua itu pasien duluan. Sekarang ini kami belum bisa pastikan kapan akan keluar hasilnya. Sistemnya mereka yang yang laporkan ke penanganan nasionalnya,” jelasnya.

Mengenai kekurangan viral transport media (VTM) yang digunakan sebagai media penyimpan sampel swab, memang terus menipis.

Swab itu disimpan dalam gel, dalam suhu di bawah 4 derajat Celsius. Itu harus sampai ke sana dengan terjaga suhu itu. Dinkes Kaltara sudah berangkat ke Jakarta, kemarin sudah mengambil langsung VTM ini di Jakarta, sudah dikasih beberapa pcs. Mudah-mudahan ini bisa diatasi, untuk beberapa kasus sudah bisa dipakai,” tambahnya.

VTM yang telah diambil itu akan tiba hari ini. Sementara rapid test (alat tes cepat) dalam proses pemesanan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (persero). Dinkes Kaltara mengupayakan pengadaan sekira 2.000 unit.

“Alat tes itu bisa sensitif kalau penularannya sudah berlangsung seminggu. Kalau penderita baru, belum bisa membaca. Dia membaca virus yang ada pada darah. Sementara yang diuji di laboratorium, yang swab itu bisa diketahui langsung,” imbuhnya.

Menurut Agust, pemeriksaan dengan metode VTM belum memungkinkan untuk pemeriksaan massal. VTM juga masih sangat terbatas, diperuntukkan bagi PDP.

Rapid test itu bisa menyasar ODP. Tadi saya sudah tandatangani surat pemesanan. Kalau barangnya terpenuhi, bisa digunakan cepat. Per pcs-nya itu sekira Rp 200-an ribu. Belum termasuk pengiriman. Anggaplah sekitar Rp 300-an ribu,” jelasnya lagi.

 

PUSKESMAS RAWAT ODP

Perubahan status orang dalam pemantauan (ODP) ke PDP berdasarkan perkembangan klinis yang bersangkutan. Khusus wilayah kerja Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan, sebanyak 29 ODP yang dipantau di rumah oleh petugas puskesmas.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X