ALAMAK..!! Kaltara Lagi Kekurangan Gula, Segini yang Diperlukan

- Sabtu, 21 Maret 2020 | 10:31 WIB
Masih stabil: Disdakop Tarakan rutin melakukan pemeriksaan harga sembako disetiap pasar, hal ini dilakukan agar ketersediaan sembako untuk msyarakat tetap ada.
Masih stabil: Disdakop Tarakan rutin melakukan pemeriksaan harga sembako disetiap pasar, hal ini dilakukan agar ketersediaan sembako untuk msyarakat tetap ada.

TARAKAN – Jelang Ramadan dan di tengah-tengah kegelisahan masyarakat terkait mewabahnya virus corona belum berpengaruh signifikan pada harga sembako yang ada di beberapa pasar.

Eko Hamdiansyah, S.H, M.H, kepala Seksi Pengawasan Distribusi dan Harga Bahan Pokok pada Didagkop-UKM Tarakan Tarakan menjelaskan hanya gula pasir yang mengalami kenaikan harga signifikan.

“Disebabkan kurangnya pasokan gula dari luar, karena sebagian daerah yang memproduksi gula terkena kemarau panjang, jadi hal ini menjadi salah satu pemicu dari kurangnya pasokan gula yag ada di Tarakan. Sedangkan untuk jenis bahan pokok lainnya memang ada juga yang mengalami kenaikan, tetapi tidak terlalu signifikan seperti gula,” ujarnya.

Sedangkan untuk jenis kebutuhan pokok seperti bawang putih dan bawang merah ada kenaikan, tetapi tidak terlalu tinggi. Kenaikannya pun masih dalam batas harga eceran tertinggi (HET).

“Sebenarnya gula ini sudah melebihi HET, yang seharusnya sekira Rp 12.500 per kilogram, menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 17.500 per kilogram. Sebagian distributor sudah tidak lagi memiliki stok, bahkan Bulog. Tinggal salah satu tokoh yang memiliki stok sekira 60 sak. Sedangkan harga jual per karungnya dengan berat 50 kg, seharga Rp 780.000,” jelasnya.

Stok jelang Ramadan masih diupayakan Bulog Sub Divre Tarakan.

“Tetapi kalau untuk skala gula pasir memang ada kenaikan, bukan hanya di Kota Tarakan, tetapi di kota-kota lain juga mengalami hal serupa. Kalau yang ada di pasar-pasar hanya jual kiloan saja, yang harganya bisa lebih mahal dibanding yang ada di distributor,” tutupnya.

Kepala Seksi Komersil Bulog Sub Divre Tarakan, Olop Hariyanto Simarmata mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih menyediakan stok beras, minyak goreng dan daging beku. Sedang gula masih diupayakan pihaknya, sebab saat ini pihaknya sedang menunggu proses impor dari pemerintah pusat.

“Kalau beras kami punya 800 ton, jadi kami bisa asumsikan ini bisa bertahan 4 sampai 50 hari ke depan, kalau dilihat ini bisa cukup sampai setelah lebaran,” ungkapnya.

Sementara itu, khusus daging kerbau beku masih ditempatkan pihaknya di cold storage (ruang pendingin) yang mencapai berat 10 ton. Sedang gula memiliki produksi jual beli yang tidak mencukupi sehingga stok gula kosong di Bulog.

“Sementara ini, stok gula kosong. Ini juga masalah nasional. Makanya kami masih menunggu proses impor dari pemerintah, mudah-mudahan sebelum Lebaran,” ujarnya.

Olop menyatakan bahwa pihaknya biasa melakukan pengiriman rutin dari gudang Bulog utama. Hanya, kekosongan stok gula telah dialami pihaknya sejak awal Januari 2020. Hal tersebut dikarenakan masa panen yang tidak serentak di Indonesia. Sedang jumlah permintaan gula banyak, sehingga membuat pabrik tebu tidak dapat mengolah gula.

“Biasa dikirim dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, itu produsen gula,” tuturnya.

Biasanya, Bulog Tarakan menyediakan stok gula sebanyak 200 ton yang diasumsikan kebutuhan selama 3 bulan ke depan. Namun, jika banyak, pihaknya dapat menahan stok hingga 6 bulan. Habisnya stok gula di Bulog, tidak menyebabkan kenaikan harga gula, sebab pihaknya tak ingin menyulitkan masyarakat.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X