Dua Warga Diisolasi di RSUD, Tiga WNI Positif di Sabah

- Rabu, 18 Maret 2020 | 10:54 WIB
KEDATANGAN DARI MALAYSIA: Malaysia resmi lockdown, Rabu (18/3). Namun aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Nunukan masih berjalan, Selasa (17/3).
KEDATANGAN DARI MALAYSIA: Malaysia resmi lockdown, Rabu (18/3). Namun aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Nunukan masih berjalan, Selasa (17/3).

RUMAH Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan mengonfirmasi adanya dua warga yang sedang diisolasi saat ini. Keduanya baru menyelesaikan perjalanan dari Manado dan Jakarta. Untuk pasien yang baru datang dari Manado telah dirawat sejak Senin (16/3). Sementara satu pasien lain yang baru datang dari Jakarta telah diisolasi sejak kemarin (17/3).

Direktur Utama RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim, Sp.PD, mengatakan, keduanya belum dipastikan positif corona atau Covid-19. Saat ini baru akan dilakukan pemeriksaan spesimen di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).

Awal diterima, sang pasien dirujuk dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Hasbi enggan merinci nama puskesmasnya. Sebelum masuk ke puskesmas, dua pasien tersebut ditangani lebih dulu oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tarakan.

“Gejalanya, pilek, batuk, demam. Ini (isolasi) dilakukan sebagai langkah antisipasi, jadi kami tetap berlakukan kewaspadaan itu. Termasuk petugas harus dilindungi. Saya sudah komunikasi, dilakukan rontgen (potret dengan sinar X), untuk saat ini hasil rontgen dua-duanya belum ada yang mendukung atau mengarah ke Covid-19. Tapi saya tetap minta dikirim sampelnya, spesimen ke Balitbangkes,” jelas dr. Muhammad Hasbi Hasyim, Sp.PD, Selasa (17/3).

Apabila pemeriksaan spesimen menunjukkan hasil positif Covid-19, maka kewaspadaan ditingkatkan. “Dua-duanya saya belum tahu pasti apakah warga Tarakan,” jelasnya.

Satu dari dua pasien ini, kata dia, masih berusia muda. Hasbi pun meminta masyarakat tetap bijak menyikapi setiap informasi yang beredar. Misalnya pada pasien yang belum tentu positif Covid-19, agar tak disebarkan secara luas data dirinya.

“Sebetulnya kami serba salah, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) juga mengeluarkan edaran, sebaiknya pasien yang dirawat dibuka alamatnya. Agar orang di sekitar juga bisa waspada. Hanya yang menjadi masalah, orang kadang-kadang melihatnya ini sebagai aib. Masalahnya di situ. Di satu sisi kalau itu dibuka (informasi detail), bisa diputus rantainya. Tetapi, kan orang beda-beda cara menyikapi, itu yang dikhawatirkan jika kemudian hari,” jelasnya lagi.

RSUD Tarakan diyakini mampu menangani jika kelak ada pasien corona atau Covid-19. “Tadi dalam pertemuan dengan Pak Gubernur (Dr. H. Irianto Lambrie), juga akan ditetapkan RSUD Nunukan sebagai rujukan. Alat-alat saat ini kan standar. Selama ini kan banyak penyakit yang kami tangani selain corona. Cuma yang masalah APD-nya (hazmat atau pakaian dekontaminasi) yang terbatas. Kan enggak ada obat spesifik, atau vaksin corona sejauh ini. Yang dilakukan pemerintah, sampai ada yang sembuh itu dengan dijaga, dirawat. Seperti dijaga cairan tubuhnya. Gejalanya kita yang ditangani,” tambahnya.

Menurutnya, pasien dalam pengawasan (PDP) atau positif corona yang meninggal karena adanya penyakit penyerta, atau daya tahan tubuhnya lemah.

“Rerata kan orang tua. Kasus pertama dan kedua, ketiga sudah sembuh. Daya tahan tubuh itu juga menentukan. Penyakit ini bisa pulih sendiri. Seperti hepatitis A misalnya, penularannya dari makanan. Kalau terjangkit selama tubuhnya bagus, makanannya cukup, cairannya cukup, maka bisa pulih sendiri.

Ini yang masalahnya penyebarannya lebih mudah. Kebersihan itu perlu,” jelasnya jauh. Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kaltara Agust Suwandy mengaku bahwa ada pasien yang secara mandiri datang ke RS untuk meminta diperiksa kesehatannya.

“Tapi ini masih diobservasi dulu apakah memang ada tanda-tanda ke arah sana. Artinya kami belum bisa mengatakan apakah ini suspect atau tidak,” jelasnya.

Pastinya, pihaknya belum dapat menarik kesimpulan apa pun. Tapi, benar ada yang datang untuk meminta diperiksa secara mandiri. Kemungkinan ada kekhawatiran setelah perjalanan dari daerah yang terjangkit virus ini.

“Ini masih ada tahapannya. Mulai dari observasi. Jadi untuk penetapan suspect itu, jika nanti ada tanda-tanda dan diambil sampel untuk dikirim ke Jakarta dan ditunggu lagi. Setelah itu baru bisa dinyatakan suspect atau tidak,” tegasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X