Sudah 8 Orang Positif Covid-19 di Tawau

- Selasa, 17 Maret 2020 | 13:30 WIB
Pemeriksaan di salah satu pintu masuk di Kaltara.
Pemeriksaan di salah satu pintu masuk di Kaltara.

SETELAH dirawat selama 4 hari sejak Kamis (12/3) lalu, deportan yang menjadi pasien suspect punya gejala mirip ke Covid-19, akhirnya dinyatakan sehat dan dikembalikan ke Rumah Susun Sedehana Sewa (Rusunawa) Senin (16/3) tempat di mana mantan pekerja imigran Indonesia (PMI) deportasi ditampung.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan dr. Dulman memastikan pasien suspect sebelumnya negatif Covid-19 setelah menjalani perawatan di RSUD Nunukan. Apalagi, dari hari ke hari keadaan pasien semakin membaik.

“Sudah minta pulang, tapi sebelumnya kami tidak bisa langsung pulangkan, ada prosedurnya,” ujar dr. Dulman ketika diwawancarai (16/3). Setelah melakukan koordinasi dengan ketua Tim Satgas Covid-19, pasien tersebut akhirnya diperbolehkan meninggalkan RSUD Nunukan. Kendati begitu, pengawasan dari RSUD Nunukan dan juga tim Satgas Covid-19 terhadap terduga suspect sebelumnya akan dilakukan selama 14 hari.

Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Tim Satgas Covid-19 Nunukan Aris Suyono mengatakan, kepada pasien tersebut, tentunya akan dilakukan pengawasan hingga keadaan pasien benar-benar membaik. Pasien pun diminta tidak dahulu keluar dari rusunawa. “Memang kami minta tidak keluar dulu,” kata Aris.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan melalui Kabag Humas dan Protokol Setkab Nunukan, Hasan Basri mengatakan, hasil rapat gabungan mengenai penanganan Covid-19, meminta semua pihak terkait melakukan antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Contohnya seperti jika dilakukan lock down, Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan sudah diminta untuk memastikan ketersediaan kebutuhan sembako, kemudian para camat dan lurah diminta aktif lakukan upaya pencegahan dan memberi edukasi kepada warga.

Jalur perdagangan tradisional juga diusulkan ke pemerintah pusat untuk ditutup. Meski sesungguhnya jalur legal juga diinginkan untuk ditutup, namun bukan kewenangan daerah. “Bupati (Hj. Asmin Laura Hafid) usulkan jalur perdagangan tradisional seharusnya semua ditutup, kalau legal kan bukan kewenangan kami, itu wewenang pusat,” tutur Hasan. “Besok (hari ini, Red), Bupati akan rapat dengan gubernur, usulan itu akan disampaikan,” tambah Hasan. 

Memang di negara tetangga Tawau Sabah, Malaysia, korban positif penderita Covid-19 sudah mencapai 8 orang dari yang sebelumnya hanya 1 orang saja. Pertimbangan itulah yang membuat pemerintah meminta jalur yang berhubungan langsung dengan Malaysia di tutup.

Kepala Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Sulistijo Djati Ismojo, membenarkan 8 orang warga Tawau positif Covid-19. “Saat ini tercatat 8 orang positif,” ujar Sulistijo. Ditanyakan mengenai akankah Tawau menutup jalur dari Nunukan, pihaknya belum mendapatkan informasi jelas terkait penutupan jalur masuk. “Sejauh ini belum ada informasi untuk penutupan jalur masuk,” jelas Sulistijo.

KRI Tawau sendiri sudah mengambil langkah antisipasi merebaknya Covid-19 kepada PMI yang berada di Tawau dengan imbauan dan pemeriksaan suhu tubuh pengunjung di Kantor KRI Tawau.

KRI Tawau juga mengimbau PMI jika punya gejala mirip Covid-19, segera memeriksakan diri ke klinik, rumah sakit, atau di faskes terdekat. Sejauh ini, pihak KRI Tawau memastikan belum ada PMI yang mempunyai gejala mirip Covid-19. Di kantor KRI Tawau, seluruh pegawai diwajibkan gunakan masker. Hand sanitizer juga disediakan di kantor KRI Tawau.  

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman mengaku sejauh ini masih terus melakukan pemantauan. Termasuk dua RS rujukan di Kaltara yang ditunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga sudah disiapkan.

“Kami tadi (kemarin) meninjau ke sana (RSD Tanjung Selor) untuk melihat dan meminta untuk dipersiapkan untuk menjaga kemungkinan ada kasus yang harus dirujuk ke RSD Tanjung Selor tersebut,” sebutnya.

Untuk pemantauan yang dilakukan itu utamanya di daerah pintu masuk dari luar Kaltara, seperti pelabuhan dan bandara. Termasuk juga di tempat-tempat keramaian yang tingkat interaksi masyarakatnya tinggi.

“Informasi terakhir, hari ini (kemarin) di Nunukan ada dua kasus lagi yang akan diambil lagi spesimen untuk memastikan apakah dia positif atau tidak,” katanya. Dari hasil pengecekan yang dilakukan, beberapa perlengkapannya sudah tersedia. Memang masih ada beberapa hal yang masih kurang, seperti kondisi gedung untuk memisahkan antara yang positif dan suspect. Tapi itu sudah dalam proses disiapkan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X