Bermimpi Berdakwah di Negeri Paman Sam

- Sabtu, 14 Maret 2020 | 10:23 WIB
IMAM MUDA:muhammad khikman Faqih (21) saat berkunjung ke; Gedung Silver Radar Tarakan, Jumat (13/3).
IMAM MUDA:muhammad khikman Faqih (21) saat berkunjung ke; Gedung Silver Radar Tarakan, Jumat (13/3).

Murah senyum dan memiliki suara yang merdu saat melantunkan ayat suci Alquran. Tilawahnya pun sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan sejak usia 17 tahun, sudah menjadi imam muda.

 

LISAWAN YOSEPH LOBO

 

DIA adalah Muhammad Khikman Faqih, santri asal Pemalang, Jawa Tengah. Mungkin sebagian masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara) belum mengenal lebih dalam sosok Muhammad Khikman Faqih ini.

Tapi di Pulau Jawa, pria lulusan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, Cipondoh, Tangerang ini, cukup dikenal lantaran suaranya yang merdu saat melafalkan Alquran.

Tilawahnya pun sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua menyukai lantunan atau bacaan Alquran-nya.

Tidak heran, sejak usianya 17 tahun dia sudah berkeliling Indonesia dan mancanegara sebagai imam muda. Berawal saat berkunjung ke Korea Selatan, sekitar April 2017.

Saat itu dia baru duduk di bangku kelas XI SMA. Salah seorang jemaah mendambakan adanya seorang santri saat momen Ramadan. Itulah mula dia menjadi imam di Masjid Darussalam, Hwaseong, Korea Selatan. “Mulai jadi imam itu saat Ramadan 2017. Jadi ada salah satu jemaah yang minta begini, ustaz datangkanlah santri untuk Ramadan. Akhirnya pengurus mengusulkan 3 santri, dan saya termasuk salah satunya. Jadi berawal dari situ bisa ke Korea Selatan,” kata ustaz kelahiran Pemalang, 26 Februari 1999 ini.

Kebudayaan yang berbeda dengan Negeri Ginseng tidak membuatnya mundur. Di masjid pun sebenarnya lebih banyak diisi warga Indonesia. Juga jemaah dari Turki, Bangladesh, dan negara lainnya.

“Kalau berbahasa Korea hanya beberapa kata, seperti ucapan salam atau menyapa. Tapi di masjid sebenarnya lebih banyak orang Indonesia. Kalau orang Korea Selatan-nya sendiri masih minim,” katanya.

Keliling dunia sudah didambakan sejak duduk di bangku SMA. Tapi negara yang pertama kali ingin dikunjunginya adalah Negeri Paman Sam, alias Amerika Serikat. Sangat terkenal dan sering disebut saat sekolah, menjadi alasannya ingin berdakwah di Amerika Serikat.

“Tapi Allah izinkan ke Korea Selatan dulu. Jadi keliling dunia baru di Korea Selatan dan Madinah, Arab Saudi. Sejak kecil saya termasuk orang yang mandiri, kebetulan orang tua juga mendukung karena ini cita-cita saya,” tuturnya.

Anak pertama dari dua bersaudara ini mulai fokus menghafalkan Alquran sejak duduk di bangku kelas VII SMP. Saat itu usianya sekitar 13 tahun. Mendekati 4 tahun, dia khatam Alquran 30 juz. Dia juga termotivasi untuk menghafal Alquran dari sosok ibunya, yang juga merupakan seorang hafizah.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelayanan Pelabuhan di Tarakan Disoroti

Sabtu, 27 April 2024 | 08:55 WIB

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB
X