TANA TIDUNG – Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi dua warga Depok, Jakarta terjangkit virus corona tiga hari lalu, warga spontan berbondong-bondong mencari pelindung diri dengan membeli masker. Termasuk warga Kabupaten Tana Tidung (KTT).
Bahkan pembelian dilakukan secara sporadis dengan jumlah besar. Namun hal itu tidak terjadi di kabupaten termuda di Kaltara. Sebab beberapa apotik membatasi pembelian masker hanya 10 lembar per orang.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan seperti yang telah terjadi di Kabupaten Bulungan, Tarakan dan kota-kota lainnya di Indonesia.
Pemilik Apotik Mulia, Bery Darmawan mengatakan, pembatasan dilakukan untuk menghindari pembelian dengan jumlah banyak.
“Karena stok masker yang kami jual semakin minipis,” kata Bery kepada Radar Tarakan, kemarin (4/3).
Selain itu, dirinya juga mengkhawatirkan jika tidak dilakukan pembatasan dimanfaatkan oknum yang tak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan di tengah kepanikan masyarakat.
Ia mengakui peningkatan pembelian masker terjadi sejak Februari 2020. "Tetapi antusias masyarakat meningkat sejak pengumuman ada warga Indonesia yang positif terjangkit virus corona," ujarnya.
Meski begitu, sambung dia, harga yang dipatok untuk satu masker tidak ada kenaikan. “Kalau satu boks Rp 55 ribu, kalau per lembar Rp 2 ribu,” ungkapnya.
Ia mengatakan untuk harga di tingkat agen sudah mengalami kenaikan, karena itu dirinya tidak ingin menyetok lagi.
“Sebenarnya bisa saja saya ambil di agen, cuma harganya sudah mahal. Kasian pembeli jika harus membeli mahal mending saya tidak jual masker dari pada memanfaatkan momen seperti ini,"katanya.
Sepert diberitakan di banyak media massa, harga masker melonjak tajam pasca virus corona mulai menyerbar ke beberapa negara terlebih ketika masuk ke Indonesia. Bahkan harga masker mencapai Rp 200 ribu per boks.
"Kita tidak menaikkan harga masker tetapi hanya membatasi pembelian 10 lembar per orangnya," katanya.
Bery berharap masyarakat tidak terlalu khawatir tentang virus corona. Yang penting kata dia, jaga kesehatan tubuh.
“Sebenarnya bagi yang sehat tidak harus pakai masker,” jelasnya.
"Kalau kita sehat kita bisa lawan virus, hanya yang terkena virus saja yang pakai. Intinya jaga kesehatan, selalu cuci tangan dan minum suplemen itu saja," sambungnya.
Pembatasan pembelian masker dibenarkan salah seorang warga, Novi. Dikatakan, dirinya beli masker di salah satu apotik di KTT dibatasi hanya bisa membeli 10 lembar.
“Awalnya mau beli satu pak (boks), tapi dibatasi. Kata pemilik apotik hanya boleh beli 10 lembar saja, terpaksa saya beli sedapatnya,” kata Novi.
Menurut penjelasan pemilik apotik, pembatasan pembelian masker dilakukan agar masyarakat lain kebagian.
"Kalau dibolehkan beli banyak, takut yang lain tidak kebagian, makanya apotik membatasi pembelian masker,” pungkasnya.(*/rko/ana)