TANJUNG SELOR – Kepolisian Daerah (Polda) Kaltara bergerak cepat menyikapi Virus Corona (Covid 19). Melalui maklumat Polda Kaltara nomor: Mak/01/III/2020 tentang Larangan Menimbun Kebutuhan Pokok dan Barang dengan Tujuan Mendapatkan Keuntungan.
Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit melalui Kabag Humas Polda Kaltara AKBP Berliando menyampaikan ada maklumat bertujuan mengantisipasi agar tidak terjadi harga masker melonjak drastis diikuti stok minim. Sehingga, pada maklumat yang diterbitkan Polda Kaltara ada enam poin yang menjadi perhatian.
Pertama, Polda Kaltara mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan tidak berbelanja kebutuhan pokok/sembako termasuk masker dalam jumlah yang berlebihan. Sebab, pengguna masker hanya untuk orang yang sakit.
Kedua, para pelaku usaha diperingati tidak menimbun kebutuhan pokok/sembako termasuk masker dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Jika terbukti bakal dipidana sesuai pasal 107, nomor 7/2014 tentang Perdagangan dengan ancaman pidana 5 tahun penjara dan denda Rp 50 miliar.
Kemudian, imbauan kepada masyarakat agar tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait mewabahnya virus corona karena lahgkah tersebut melanggar Undang-Undang nomor 9/2016 tentang ITE, ancamannya enam tahun penjara dan denda Rp 50 miliar. “Karena dampak dari penyebaran berita bohong dapat membuat kepanikan di masyarakat,” jelasnya.
Selain mengingatkan pelaku usaha, masyarakat juga harus paham terkait penyebaran virus corona. Upaya penangkalan melalui perilaku hidup sehat, dengan cara melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Kemudian, menjaga kesehatan dengan perbanyak makan buah dan sayur serta rutin berolahraga. Terakhir, segera periksa ke fasilitas kesehatan jika merasa sakit. “Langkah pencegahan dan antisipasi harus dilakukan,” tegasnya.
Di tempat berbeda, Kapolres Bulungan AKBP Yudhistira Midyawan menegaskan, dengan adanya imbauan merupakan langkah penindakan terhadap oknum yang memanfaatkan dengan cara menimbun masker dan menjual dengan harga mahal. Serta memastikan hal tersebut dengan tindakan penyelidikan dan pengecekan ke toko, apotek hingga pusat perbelanjaan dilakukan. Dengan mengerahkan personel yang tergabung dalam Satgas Pangan. Personel yang memantau penyebaran informasi di media sosial (medsos) terkait langkanya masker dan bahan pokok yang dapat menimbulkan kepanikan.
“Yang menjual masker apakah ada orang-orang tertentu yang sengaja menjual dengan harga tinggi. Sedang kita pantau jika ada yang mencari keuntungan dengan menimbun, kita tindak,” tegasnya.
Data apotek dan toko yang berlokasi di Bulungan sudah dikantongi pihaknya. Sehingga, pemilik apotek diminta agar segera melaporkan jika ada yang membeli dengan jumlah banyak. “Sejauh ini di Tanjung Selor, stok masker masih tersedia dengan jumlah terbatas. Penyebabnya, pasokan dari luar seperti Surabaya dan Jakarta terhambat masuk. Termasuk di RS (rumah sakit). Masker juga terbatas hanya diberikan kepada pasien yang berobat,” jelasnya.
Penumpang dari Malaysia Wajib Lewati Pemeriksaan
Dengan sudah adanya kasus virus corona di Indonesia, pengawasan pelabuhan pun lebih ditingkatkan oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tarakan Wilayah Kerja (Wilker) Nunukan.
Pemeriksaan rutin pun wajib dilakukan kepada semua penumpang yang baru datang dari luar negeri, yakni Malaysia sesampainya di Nunukan. Itu diungkapkan Koordinator KKP Tarakan Wilker Nunukan, dr. Barullah kepada media ini. Pemeriksaan memang harus terus dilakukan bahkan rutin hingga virus sudah benar-benar dinyatakan hilang dan tidak lagi menjangkit orang-orang khususnya yang beradal dari Tiongkok.
“Ya, ini sebenarnya sudah dilakukan bahkan rutin, namun kita tingkatkan lagi. Kita dituntut untuk cegah virus itu bertambah masuk ke Indonesia. Jadi pencegahan deteksi dini, kita lakukan di pelabuhan internasional,” ujar dr. Barullah, Rabu (4/3).
Pengawasan ketat pun diterapkan kepada seluruh penumpang yang datang dari luar negeri. Sebelum meninggalkan pelabuhan, penumpang terlebih dahulu diperiksa oleh petugas KKP Tarakan Wilker Nunukan menggunakan alat thermal scanner (pendeteksi suhu tubuh).
Sejuah ini, pihaknya menyatakan seluruh kondisi kesehatan penumpang berdasarkan hasil scan suhu tubuh penumpang, semua dalam keadaan normal. Di mana rata-rata suhu badan penumpang berkisar 33 hingga 35 derajat celcius.
“Nah, kalau indikasi virusnya itu, suhu tubuh di atas 38 derajat celsius. Ini baru indikasinya, bukan langsung bisa dikatakan terjangkit. Jadi kalau kita temukan, akan kita lakukan wawancara dan pemeriksaan secara intensif,” jelas dr. Barullah.
Dengan sudah dilakukannya pemeriksaan rutin terhadap penumpang, sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya indikasi penumpang yang terjangkit virus mematikan tersebut.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan, dr. Dulman mengatakan, pihaknya telah memiliki ruang isolasi tersendiri bagi penderita corona. Bahkan, dokter spesialis dan perawat tentunya sudah disiagakan di RSUD Nunukan.
“Kalau nantinya memang ada yang terindikasi, serta dirawat di RSUD, akan kita ambil juga sampel darahnya untu dikirim ke Jakarta, apakah benar positif tidaknya menunggu hasil terlebih dahulu. Untuk pengawasan kepada yang bersangkutan, lebih spesial dibanding pasien lainnya,” kata dr. Dulman.
Dalam kesempatan itu pula, dr. Dulman menyampaikan tidak perlu panik dengan kondisi saat ini. Kendati begitu, dirinya mengimbau warga untuk tetap jaga kebersihan. Biasakan mencuci tangan setelah melakukan aktivitas apapun. Jika melihat teman yang sakit, hendaklah diimbau menggunakan masker.
Isu Corona Tak Pengaruhi Aktivitas Masyarakat
Sementara itu, stok masker di Nunukan mulai kosong. Namun minimnya stok masker tidak terjadi sejak adanya warga Indonesia yang sudah terjangkit corona pada Senin (2/3) lalu yang dirilis pemerintah Indonesia langsung ke publik. Ternyata masker sudah menipis sejak sebulan lalu.
Itu diutarakan salah seorang pegawai apotek di Nunukan, Rani kepada media ini. Saat ditanya stok masker yang dijual, Rani mengaku stok masker terbatas bahkan sudah hampir habis. “Memang stoknya sudah menipis sejak bulan lalu,” ujar Rani kepada pewarta harian ini, Rabu (4/3).
Saat itu, masih ada tersisa satu masker yang dijual seharga Rp 2 ribu. Namun ketika ditanya apakah ada stok yang dijual dalam 1 kotak masker, meski ada stoknya, pihaknya tidak menjual dalam satuan kotak. “Kita tidak jual kalau perkotaknya. Kalau harga jualnya perkotak, biasanya dijual Rp 100 ribu perkotak,” tambah Rani.
Dari pantauan wartawan harian ini, tiga apotek yang disurvei juga kehabisan stok masker. Meski kosong, dalam 1 kotak tersedia 1 masker saja. Masker tersebut bisa dibeli. Sementara di sejumlah lokasi seperti Pelabuhan Internasional Tunon Taka Nunukan, sejumlah pasar, bahkan pengendara kendaraan dan jalan protokol, terpantau jarang masyarakat yang terlihat menggunakan masker.
Nana, warga Jalan Teuku Umar, Nunukan Tengah yang sempat ditanyakan media ini mengenai penggunaan masker mengaku, dirinya lebih memilih tidak menggunakan masker ketimbang menggunakan masker. Nana mengaku merasa terganggu pernapasannya jika menggunakan masker. “Tidak biasa pake masker, tidak nyaman saja dirasa, tidak suka saja pake masker,” kata Nana.
Saat dijelaskan terkait corona, Nana mengaku tahu isu yang sudah menyebar adanya warga Indonesia yang sudah terjangkit. Namun, melihat orang-orang masih enggan menggunakan masker. Nana juga memilih tidak menggunakan masker. “Lagian tidak juga sampai di sinikan, saya juga belum melihat banyak orang pakai masker, apalagi saya tidak suka pakai masker,” beber Nana.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan, dr. Meinstar Tololiu, yang juga dikonfirmasi terkait kelangkaan masker mengatakan, stok masker yang berada di gudang farmasi memang sudah menipis. “Menipis karena persediaan ini pengadaan tahun lalu, tahun ini masih dipesan,” ungkap Tololiu, kemarin (4/3).
Menurutnya, kelangkaan masker tak hanya terjadi di Nunukan saja, melainkan juga terjadi di daerah lain di mana apotek memang sedang kekurangan masker. Jika ada, kebutuhan masker juga diprioritaskan dahulu kepada petugas kesehatan di puskesmas dan RSUD.
“Tidak usah panik, masker juga tidak untuk orang yang sehat. Masker seharusnya hanya untuk orang sakit. Namun jika sedang batuk, sedang flu, baiknya memang gunakan masker,” beber Tololui. (akz/raw/eza)