Sebagaimana diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo, aparat kepolisian juga beregerak untuk memastikan tidak ada lagi yang memainkan harga barang yang dibutuhkan masyarakat. Bukan hanya sembako, masker dan hand sanitizer yang saat ini banyak dicari juag masuk dalam pengawasan. ”Saat ini secara serentak Polri melakukan upaya penagakan hukum terhadap para pelaku yang diduga menimbun masker dan hand sanitizer,” terang Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Asep Adi Saputra.
Itu dilakukan lantaran penimbunan berpotensi membuat masyarakat sulit mendapatkan masker maupun hand sanitizer. Kalau pun dapat, mereka harus mengeluarkan uang jauh lebih banyak dari biasanya. Kondisi itu yang tidak diinginkan oleh pemerintah. Sehingga aparat kepolisian di seluruh daerah bergerak. Asep menekankan, instansinya tidak segan mengambil tindakan tegas kepada pihak-pihak yang dengan sengaja mengkantrol harga masker maupun hand sanitizer. ”Dengan harga-harga yang sangat tinggi,” kata dia.
Tidak hanya itu, perwira menengah Polri dengan tiga kembang di pundak itu juga menyatakan bahwa saat ini patroli siber yang dilaksanakan oleh aparat kepolisian semakin intensi. Menurut dia, instensitas patroli siber dinaikan guna mencegah persebaran hoaks terkait dengan wabah virus korona. ”Khususnya mengawasi terkait dengan penyebaran berita-berita bohong atau hoaks yang sehubungan dengan perkembangan penanganan virus korona,” beber Asep.
Di lain pihak, TNI juga terus bekerja membantu pemerintah dalam menanggulangi wabah virus yang berasal dari Wuhan tersebut. Kemarin, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meninjau lokasi yang bakal jadi lokasi pembangunan rumah sakit khusus untuk menangani penyakit menular. Hadi tidak sendiri. Dia juga didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Kepala BNPB Doni Monardo.
Lokasi yang ditinjau oleh Hadi, Basuki, dan Doni adalah Pulau Galang di Batam, Kepulauan Riau. Dalam kesempatan tersebut, mereka sempat melihat langsung beberapa fasilitas yang masih ada di sana. Yakni Rumah Sakit PMI 1, Rumah Sakit PMI 2, pos milik Brimob, dan barak. Menurut Hadi, bangunan yang sempat jadi tempat pengungsi dari Vietnam pada 1979 sampai 1996 itu bakal direhab. ”Menjadi rumah sakit,” ungkapnya.
Harapannya, rumah sakit tersebut bisa menampung lebih dari seribu pasien. Orang nomor satu di tubuh TNI itu pun memastikan, pembangunan rumah sakit di Pulau Galang mengikuti protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh WHO. Lebih lanjut dia menyatakan, Pulau Galang dipilih oleh pemerintah lantaran sudah pulau itu tidak terlalu jauh dari Bandara Internasional Hang Nadim. Selain itu, suplai air bersih dan listrik ke juga sudah ada. (*/one/shy/agf/lyn/mia/syn/jpglim)