Kru Kapal dari China Tak Boleh Turun

- Kamis, 5 Maret 2020 | 14:53 WIB

TARAKAN – Pemeriksaan terhadap warga negara asing (WNA) yang melalui perairan perbatasan Indonesia, kini diperketat. Di perairan Tarakan, pada Selasa (3/3) sempat disinggahi kapal asal negara China.

Kepada Radar Tarakan, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tarakan Hidayat mengatakan bahwa pihaknya melakukan pemeriksaan kapal setiap hari. Namun tak hanya kapal asal China, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap kapal asal Korea dan Filipina.

“Itu prosedur standar dari dulu. Setiap ada kedatangan kapal dari luar negeri itu pasti kami periksa terhadap kru kapal dan barang bawaannya. Tapi belakangan ini lebih kami perketat lagi pemeriksaannya,” ungkapnya.

Beruntung, sejauh ini pihaknya tidak menemukan permasalahan. Namun khusus riwayat kapal yang melakukan perjalanan dari China, setiap kru kapal tidak diperkenankan turun dari kapal sehingga tidak dapat melakukan proses pergantian kru di Indonesia. Kebanyakan kapal yang memiliki riwayat dari China merupakan kapal pengangkut batu bara. Namun harus diketahui bahwa kapal tersebut belum tentu merupakan kapal negara China.

“Pokoknya gunakan bendera apa pun. Tetap kami periksa,” tegasnya.

Adapun prosedur standar KKP adalah setiap kapal yang berasal dari luar negeri sebelum memasuki kawasan Indonesia, akan segera dilakukan pemeriksaan di tengah laut dan harus mengantongi surat izin beraktivitas di Indonesia. Barulah para kru kapal dapat menjalani pemeriksaan oleh imigrasi dan melakukan proses bongkar muat.

“Tapi sebelum itu kru kapal tidak boleh bongkar muat, enggak boleh kontak dengan orang kita. Memang sudah seperti itu dari dulu,” jelasnya.

Hasil koordinasi dengan KSOP, diarahkan agar setiap kapal dari luar negeri harus berlabuh di zona karantina, kemudian dilakukan pemeriksaan.

“Dulu bebas mau berlabuh di mana saja. Tapi sekarang sudah diarahkan ke zona karantina untuk diperiksa di situ,” ucapnya.

Untuk diketahui proses pemeriksaan KKP dilakukan di pelabuhan yang bersentuhan langsung dengan luar negeri seperti Pelabuhan Malundung. Sedang Pelabuhan Tengkayu I atau SDF hanya dipantau oleh KKP dan tidak dilakukan pemeriksaan.

Sementara itu, anggota DPD RI Dapil Kaltara Fernando Sinaga mengatakan penularan virus corona bergantung pada sistem imun tubuh. Untuk itu, dalam hal ini pihaknya menganjurkan agar masyarakat dapat mengonsumsi makanan yang mengandung curcuma. “Nanti akan dilakukan komunikasi dengan pemerintah. Tapi kami akan bagi tugas karena ada tugas lain dulu yang harus diselesaikan,” jelasnya.

 

RUANG ISOLASI SEDIA SEJAK JANUARI

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, sudah menyiapkan ruang isolasi sebanyak 4 kamar tidur, sejak Januari lalu. Juga membentuk tim gerak cepat, mengantisipasi bila adanya pasien terinfeksi Covid-19 atau virus corona di Kalimantan Utara (Kaltara).

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X