Kawasan Wisata Pantai Amal Mau Dikembangkan, Warga Malah Khawatir Digusur

- Jumat, 28 Februari 2020 | 17:14 WIB
Sekertaris Kota Tarakan : Hamid Amren
Sekertaris Kota Tarakan : Hamid Amren

TARAKAN – Rencana pengembangan kawasan wisata Pantai Amal membawa kekhawatiran warga. Warga tak ingin ada penggusuran ketika rencana tersebut benar-benar direalisasikan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.

Sekertaris Kota (Sekkot) Tarakan Hamid Amren menjelaskan, rencana pengembangan Pantai Amal menjadi pusat wisata merupakan prioritas Pemkot Tarakan. Pemkot Tarakan bahkan sudah menyelesaikan konsepnya.

“Itu salah satu program strategis Wali Kota Tarakan (dr. Khairul), sudah masuk pelaksanaan tahap 1. Tahap 1 itu adalah pembuatan jalan dari arah Amal baru ke Amal lama. Dan segmen 1 ini sudah mulai dikerjakan sejak 2 minggu lalu dan itu bukan khayalan atau bukan sesuatu yang mengada-ngada. Kalau sudah dikerjakan kan berarti prosesnya sudah jalan. Cuma kan bertahap, prosesnya menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Direncanakan berproses sampai 4 tahap. Tahap kedua direncanakan berjalan mulai Agustus. Tahap pertama ini pengerjaannya fokus pada jalan agregat dan jalan lingkungan. Segmen 3 itu pun dari arahan Pak Wali kami bisa bekerja sama dengan badan usaha KBBU di kawasan yang biasa digunakan untuk Iraw Tengkayu,” ujar Hamid.

Setidaknya terdapat beberapa wahana di lokasi tersebut. Ia menjelaskan pembangunan ini merupakan visi dalam mewujudkan kota pintar dan nyaman untuk warganya.

“Direncanakan di situ menjadi pusat hiburan, di situ nanti ada waterboom, plaza budaya, food street dan wahana lainnya. Termasuk juga akan dibangun masjid terapung. Diharapkan setelah Pantai Amal dikembangkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tukasnya.

Ia menjelaskan, berkaca perkembangan Kota Tarakan yang semakin pesat, saat ini Kota Tarakan banyak menampung kantor-kantor pemerintahan vertikal. Kota Tarakan setiap tahun menjadi tempat puluhan ASN menjalani kedinasan. Menurutnya, jika Tarakan tidak melakukan inovasi dari segi objek wisata, maka hal tersebut tidak dapat memberikan kenyamanan bagi warganya.

“Karena selama ini kita tahu Tarakan kekurangan tempat rekreasi. Sehingga hal itulah yang membuat beberapa pejabat instansi mungkin memilih menikmati liburan di Jawa atau daerah lain karena terbatasnya tempat wisata. Ada pejabat BI di sini ada, Bea cukai, berbagai macam pejabat perbankan di sini, pengusaha industri perikanan, pejabat jasa asuransi atau bos-bos media. Para pekerja ini tentu memiliki ekonomi mapan dan memerlukan hiburan yah. Kemampuan ekonomi warga Tarakan kan juga bertingkat-tingkat, sehingga tentu orang-orang kelas atas memerlukan tempat rekreasi sesuai kemampuan mereka,” imbuhnya.

Selain itu, Tarakan yang merupakan kawasan tujuan utama investor di Kaltara. Tentunya harus terus bersolek bak gadis cantik untuk tetap terus menjadi pusat perhatian. “Saya kira dapat meningkatkan pariwisata, dengan adanya pembangunan wahana ini sehingga masyarakat Kaltara di luar Tarakan, penasaran dan pasti muncul keinginan untuk melihat langsung. Dengan promosi-promoai yang ada tentu akan membuat rasa penasaran orang bertambah. Seperti halnya Jatim Park di Malang, sebagian besar masyarakat sekitar malam rela datang ke Malang hanya menjawab penasaran datang ke Jatim Park 2. Kita harapkan fenomena ini bisa terjadi di Provinsi Kaltara bahkan Pulau Kalimantan,” ucapnya.

Lanjutnya, Pemkot Tarakan menargetkan pusat wisata Pantai Amal sudah dapat digunakan pada pertengahan 2021 mendatang. Meski demikian, tahap pembangunan tentu tetap menyesuaikan kemampuan keuangan yang ada.

“Target pak wali pertengahan Tahun 2021 Insyaallah sudah bisa dipakai, meskipun belum rampung seluruhnya yah, cuma sebagian besar sudah bisa dimanfaatkan masyarakat. Untuk harga karcisnya, sedang dianalisa dan digodok oleh Dinas Pariwisata. Yang jelas menyesuaikan kemampuan masyarakat lah,” pungkasnya.

Sementara itu Ketua RT 03 Kelurahan Pantai Amal Munir menerangkan, pembangunan pantai tentunya dapat meningkatkan aktivitas perekonomian di kawasan tersebut. Meski demikian, ia mengharapkan dengan renovasi tersebut tidak menimbulkan penggusuran. Sebagian besar warga khawatir renovasi akan menimpa tanah yang dikuasai masyarakat saat ini.

“Pembangunan itu cukup baik, kami sebagai warga Amal menyambut positif rencana pembangunan ini. Tapi di suatu sisi masyarakat juga mengharapkan kepastian jika pembangunan sama sekali tidak merugikan masyarakat dalam artian dalam prosesnya tidak ada pengklaiman lahan atas rakyat yang belum memiliki surat lengkap,” tuturnya.

Selain itu, ia mengharapkan pembangunan tersebut nantinya tidak menghalangi masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari seperti berbudi daya rumput laut dan berjualan di lokasi wisata.

“Tentu kami minta juga kepada pemerintah agar kiranya dapat mengambil keputusan yang menguntungkan satu sama lain. Artinya kami tetap bisa menjalankan aktivitas kami dan pembangunan juga bisa berjalan tanpa kendala itu. Cuma itu harapan kami sebagai masyarakat. Karena kami juga tentu pasti senang melihat Tarakan semakin maju,” pungkasnya. (*/zac/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X