TARAKAN - Kawasan Pantai Amal di Kecamatan Tarakan Timur memang sudah menjadi salah satu ikon pariwisata Bumi Paguntaka. Namun karena masih kurang peminat, sehingga kawasan ini akan ditata kembali untuk menarik pendapatan asli daerah (PAD) dari kunjungan wisatawan.
Kepada Radar Tarakan, Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, mengatakan bahwa video rencana pembangunan yang dipamerkan di Kantor Wali Kota Tarakan akan menjadi tolok ukur penataan Pantai Amal. Dalam penataan tersebut, Pemkot berencana untuk membangun marina atau pelabuhan khusus kapal pesiar, pusat jajanan, sarana olahraga, menara pandang, plaza budaya, panggung hiburan, permainan anak, parkir, gerbang, pantai buatan, dan masjid terapung.
“Tahun ini mulai dibangun tahap satu. Insyaallah tahap dua dibangun pada Agustus 2020 nanti, sehingga tahap satu dan dua bisa selesai di tahun 2021,” ungkapnya, kemarin (26/2).
Sedang tahap tiga diserahkan pihaknya kepada pihak ketiga karena pihaknya menyediakan areal 6 hektare untuk hotel dan theme park yang salah satunya adalah water boom. Sedang tahap keempat adalah masjid terapung yang merupakan perencanaan terakhir.
Sementara itu, kawasan rumah penduduk, Khairul menyatakan tidak akan terganggu. Lantaran pihaknya akan membangun lahan dikawasan pemerintah saja. Sebab rumah penduduk berada di luar area reklamasi.
“Nanti ada jalan lingkungan sepanjang jalur pantai amal, ada juga jalan yang tembus ke Amal baru. Jadi mereka tetap bisa beraktivitas, ada juga ruang menjual di dalam, di food street,” jelasnya.
Penataan Pantai Amal ini dilakukan pihaknya untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Tak hanya itu, ini juga merupakan pesan dari Pemkot kepada investor yang tertarik untuk melakukan pengembangan bagi Kota Tarakan.
“Pembangunan tahap satu ini menghabiskan Rp 60 miliar,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Tarakan Agustina menambahkan bahwa potensi pariwisata di Pantai Amal diharapkan mampu mendorong perekonomian Tarakan. Konsep Pantai Amal memiliki banyak pemasukan seperti parkir pusat jajanan, dermaga marina dan condotel yang diharapkan dari investor.
“Sudah bisa dibayangkan PAD kita yang luar biasa dari situ,” bebernya.
Fungsi pariwisata salah satunya adalah meningkatkan perekonomian dan menyejahterakan masyarakat. Dalam hal ini, pihaknya merasa memiliki pekerjaan dari sektor PAD. Dalam pembangunan Pantai Amal ini, diharapkan dapat mengembalikan titik impas break event point (BEP) dengan cepat.
Pembangunan Pantai Amal ini dibangun karena kurangnya pariwisata lokal Tarakan yang menarik. Padahal potensi pariwisata Tarakan sangat besar apalagi merupakan daerah transit.
Dengan adanya pembangunan Pantai Amal ini, pihaknya menargetkan untuk mendapatkan wisatawan dari Kaltara yang kemudian berkembang sampai ke mancanegara seperti Malaysia.
“Satu minggu itu ada 3 kali penerbangan dari Malaysia, baik jalur udara maupun laut. Jadi sudah jelas apa yang dicari Malaysia. Kalau sudah ada tempat pariwisata kenapa enggak? Devisa kita akan masuk juga, apalagi dalam satu tahun sekitar 7 ribuan masyarakat Malaysia ke Tarakan ini data dari Imigrasi,” jelasnya.
Data sebanyak 7 ribu orang yang berkunjung dari Malaysia ke Tarakan merupakan data terakhir yang didapatkan. Apalagi jika Tarakan memiliki pariwisata menarik, maka akan mendapatkan kunjungan lebih banyak dari Malaysia.
“Ini keputusan besar Pak Wali untuk menjadikan Tarakan supaya memiliki destinasi unggulan. Ini bisa membuat masyarakat Tarakan bangga,” katanya.
Pembentukan tim pengembangan kepariwisataan, dikatakan Agustina dirangkul oleh pemangku kepentingan seperti Bea Cukai, Lantamal dan sebagainya dengan tujuan pengembangan kepariwisataan, seperti bangker, Tugu Australia, dan sebagainya. “Kami tetap upayakan agar seluruh stakeholder bekerja sama,” pungkasnya. (shy/lim)