Gunung Rian dan Kujau Dipoles

- Sabtu, 22 Februari 2020 | 11:30 WIB
SUMBER PAD:  Pemkab Tana Tidung terus memoles obyek wisata, salah satunya Air Terjung Gunung Rian.
SUMBER PAD: Pemkab Tana Tidung terus memoles obyek wisata, salah satunya Air Terjung Gunung Rian.

TANA TIDUNG – Salah satu program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pemerintah Desa Kujau, Kecamatan Betayau adalah eko wisata yang akhir-akhir ini ramai dikunjungi. Dengan pemandangan danau serta berbagai fasilitas outbond yang dilengkapi flying fox, jaring laba-laba, jembatan layang hingga penyeberangan sungai menggunakan perahu atau sampan kecil menjadi daya tarik eko wisata tersebut.  Sehingga tidak jarang diakhir pekan, Sabtu dan Minggu ramai dikunjungi. Rata-rata setiap pekan dikunjungi ratusan orang.  Selain itu, ada juga air terjun di Desa Rian, Kecamatan Muruk Rian yang bisa menjadi alternatif lokasi liburan masyarakat.  

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga KTT Ibrahim Adam menyebutkan, pembenahan berbagai objek wisata akan terus dilakukan hingga maksimal. Apalagi eko wisata yang merupakan program pemerintah desa berpotensi meningkatkan pendapatan asli pemerintah desa.

Sementara untuk air terjun Gunung Rian tujuh tingkat setinggi sekira 800 meter dikelola maksimal oleh Pemkab Tana Tidung.

 “Beberapa tahun terakhir kami fokus melakukan perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan,” jelasnya.

Tujuannya, untuk menarik minat masyarakat  untuk mengunjungi obyek wisata kabupaten termuda di Kaltara tersebut.

“Baik dari warga KTT sendiri maupun luar KTT,” harapnya.

Ibrahim pun menyebutkan upaya yang sudah dilakukan Pemkab Tana Tidung. Di antaranya, pengaspalan jalan menuju obyek wisata, membangun lapangan parkir yang mampu menampung puluhan kendaraan roda empat dan ratusan kendaraan roda dua. Lalu pembangunan tangga yang saat ini masih berproses dan ditargetkan selesai hingga tingkat tujuh dengan anggaran sekira Rp 5 miliar.

 

“Pembangunan tangga ini akan memberikan kemudahan, keamanan, kenyamanan pengunjung. Tidak seperti dulu pengunjung harus melintasi bebatuan besar yang sangat rawan kecelakaan,” bebernya.

“Bebatuan licin, karena lumut yang sudah menebal,” sambungnya.

Tidak hanya itu, kata Ibrahim, juga akan dibangun musala, sanitasi dan kebutuhan pengunjung lainnya.

“Supaya pengunjung lebih betah berlama-lama di Air Terjun Rian kelak,”tambahnya.

Terlepas dari itu, Ibrahim mengapresiasi Pemerintahan Desa Kujau yang telah memprogramkan eko wisata. Sebab, secara tidak langsung dapat melihat potensi wisata yang dibutuhkan masyarakat. Lantaran selama ini lokasi wisata sangat terbatas dan masih kurang memadai di KTT.

Sebenarnya, kata Ibrahim, potensi wisata juga ada di Desa Tideng Pale Timur di Kecamatan Sesayap dengan hutan bakau (mangrove).

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X