Pipa Gas Bunyu-Tarakan Diserahkan ke Pertamina EP

- Sabtu, 22 Februari 2020 | 11:17 WIB
BERALIH: Penandatanganan serah terima aset barang milik negara berupa pipa gas Tarakan-Bunyu oleh Direktur Operasi & Produksi PT Pertamina EP Chalid Said Salim (dua dari kanan) dan VP Operation Onshore Medco E&P Arif Rinaldi (dua dari kiri) disaksikan Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Tunggal dan Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, kemarin (21/2).
BERALIH: Penandatanganan serah terima aset barang milik negara berupa pipa gas Tarakan-Bunyu oleh Direktur Operasi & Produksi PT Pertamina EP Chalid Said Salim (dua dari kanan) dan VP Operation Onshore Medco E&P Arif Rinaldi (dua dari kiri) disaksikan Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Tunggal dan Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, kemarin (21/2).

JAKARTA - Pipa penyalur gas yang membentang dari Bunyu hingga ke Tarakan sepanjang 31 km yang sebelumnya dikelola PT Medco E&P Tarakan, Jumat (21/2) resmi dialihkan ke PT Pertamina EP setelah diserahterimakan di Kantor SKK Migas.

Penyerahan dilakukan VP Operation Onshore Medco E&P Arif Rinaldi kepada Direktur Operasi & Produksi PT Pertamina EP Chalid Said Salim disaksikan Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Tunggal dan Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes.

Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Tunggal mengatakan ini merupakan tindak lanjut dari surat persetujuan SKK Migas mengenai transfer aset akhir Januari lalu. Ini juga dalam rangka pengendalian biaya operasi.

Berbagai upaya penghematan dilakukan oleh KKKS dalam menyikapi tantangan harga minyak dunia yang masih rendah. Langkah penghematan tersebut salah satunya melalui strategi optimalisasi pemanfaatan asset, baik dengan mekanisme pemanfaatan bersama ataupun dengan transfer aset antar-KKKS. PT Medco E&P Indonesia bersepakat dengan PT Pertamina EP untuk mentransfer aset berupa jalur pipa 10 inci yang membentang dari Bunyu ke Tarakan.

“Pipa gas ini menjadi titik utama dalam rangka menjaga ketahanan energi di Provinsi Kalimantan Utara,” ujarnya.

Pipa gas ini akan dimanfaatkan untuk menyalurkan gas kepada PT PLN (Persero) Tarakan pada mesin pembangkit di Binalatung Kelurahan Pantai Amal, Tarakan,  PLN Tarakan Area Kampung 1, PLN Tarakan Area Gunung Belah, PGN City Gas Tarakan dan Pembangkit Tenaga Listrik (PTL) PEP Tarakan Field.

“Dibangun pada tahun 1996, membentang dari Booster Stasiun Pertamina di Pulau Bunyu ke Pulau Tarakan yang dioperasikan oleh Medco untuk menyuplai bahan baku kebutuhan listrik di Tarakan. Pada 2012, sesuai instruksi Kepala BP-MIGAS, PT Pertamina EP Asset 5 Bunyu Field telah diminta untuk membantu menyalurkan gas dari lapangan Tapa sebagai bahan baku listrik di Tarakan yang berlangsung hingga kini,” ujarnya.

Aliran gas yang bersumber dari dua lapangan yang dioperasikan Pertamina EP dan Medco ini, dimanfaatkan untuk jaringan gas (jargas) rumah tangga di Kota Tarakan. Per tahun 2020, sekitar 70 persen masyarakat di kota Tarakan sudah menikmati manfaat dari gas bumi.

“Pasokan gas yang disuplai oleh PT Pertamina EP Bunyu Field kepada PLN Tarakan ke pembangkit Binalatung sebesar 2,7 MMSCFD. Sementara pembangkit di Gas Plant G8 rata–rata pengiriman gas sebesar 2,5 MMSCFD,” bebernya.

Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP Chalid Said Salim menyampaikan bahwa Pertamina EP selalu siap untuk menopang ketersediaan gas bumi di Indonesia, khususnya untuk Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

“Dengan adanya transfer aset eksisting, maka tidak diperlukan instalasi jaringan pipa baru, atau dengan kata lain kita berhasil melakukan penghematan,” ujarnya.

Sementara itu VP Operation Onshore Medco E&P Arif Rinaldi mengatakan, kebutuhan ketenagalistrikan dan jaringan gas rumah tangga di Tarakan cukup besar. Medco E&P juga telah melakukan perawatan jaringan pipa gas tersebut, antara lain dengan melakukan intelligent pigging pada pertengahan 2019.

“Kami percaya, di bawah kendali Pertamina, pemanfaatan gas akan terus berlangsung dengan lancar,” pungkasnya. (jnr/lim)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Upah Tak Sesuai, PMI Kabur dari Majikan di Malaysia

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:30 WIB

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X