“Anak saya 6, anak pertama dan kedua sudah menikah, yang keempat sampai kedua masih sekolah dan anak bungsu saya berumur 8 tahun belum sekolah. Alhamdulillah dengan jadi pemulung meskipun sulit bisalah memberikan makan anak-anak saya. Meskipun yang masih sekolah pun biaya SPP sering menunggak,” tuturnya.
Nemi tak patah semangat. Ia terus berusaha keras dalam bekerja. Meski demikian, di Hari Peduli Sampah Nasional, ia berharap kepada pemerintah ke depannya dapat lebih memperhatikan nasib pemulung.
“Saat ini belum pernah menerima bantuan apa pun. Karena kami belum terdaftar sebagai warga kurang mampu. Kami berharap ke depannya pemerintah dapat lebih memperhatikan pemulung di Kota Tarakan dan semoga ke depannya pemulung bisa hidup lebih sejahtera,” ujarnya. (***/lim)