“Temenan dengan Dokter Ahli dan Kolonel-Kolonel TNI”

- Jumat, 21 Februari 2020 | 09:55 WIB
RUTINITAS: Vita memegang kamera untuk berselfie bersama rekannya di fasilitas Lanud Raden Sadjad yang menjadi pusat observasi WNI dari Wuhan, beberapa waktu lalu. Hampir setiap hari, mereka menghibur diri di dekat pesawat yang terparkir di lapangan milik TNI tersebut.
RUTINITAS: Vita memegang kamera untuk berselfie bersama rekannya di fasilitas Lanud Raden Sadjad yang menjadi pusat observasi WNI dari Wuhan, beberapa waktu lalu. Hampir setiap hari, mereka menghibur diri di dekat pesawat yang terparkir di lapangan milik TNI tersebut.

Mungkin saja banyak yang bertanya-tanya, apa sih kegiatan sejumlah warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok selama diobservasi 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau. Mereka yang dievakuasi setelah penyebaran virus corona atau Covid-19 itu pun harus menjalani karantina oleh Satgas Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Operasi Bantuan Kemanusiaan Natuna di Lanud Raden Sadjad.

RIKO ADITYA

DI bayangan kita, sudah pasti proses observasi tersebut seperti akan menjalani hari-hari yang penuh dengan kekhawatiran. Atau bahkan menjadi hari yang menyedihkan selama 14 hari. Ternyata proses observasi tidak seseram yang dibayangkan, melainkan menyenangkan, bahkan seperti liburan yang berkesan.

Hal itu diutarakan Zakia Ayu Alvita Abidin Putri, salah satu mahasiswa kedokteran Hubei Polytechnic University, Hubei, Tiongkok, eks WNI yang diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau, yang diwawancarai khusus media ini, Selasa (18/2). Vita, demikian ia disapa, menggambatkan observasi itu seperti liburan di kapal pesiar.

“Dukanya mungkin di awal-awal saja, sukanya banyak banget,” ujar Vita, kemarin.

Vita mengaku di hari pertama dan kedua belum mampu beradaptasi. Bahkan dirinya merasa waktu terasa lama berlalu. Di pikirannya hanya ingin cepat pulang. “Lama kelamaan saya akhirya merasa nyaman, karena bisa punya teman lebih banyak dari seluruh Indonesia. Satu aja sih susahnya saat observasi itu, jaringan handphone lemot banget, jadi biasa kalau teleponan di WeChat atau WhatsApp, selalu terputus,” tambah Vita.

Tak hanya teman baru dari seluruh pelosok Indonesia, petugas-petugas penting lainnya dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, TNI, menjadi kenal dengan dirinya. Semua petugas diakui Vita, sangat baik dan peduli pada WNI termasuk dirinya. “Kami sudah kaya temenan di sana, bahkan sama dokter-dokter ahli pun begitu, kemudian juga dengan kolonel-kolonel TNI juga demikian. Mereka baik-baik, selalu berbaur dengan kita, main kartu bareng, atau karaokean bareng. Kita dilayani sangat baik disana,” tambah Vita lagi.

Bayangkan saja, disediakan apa pun kebutuhannya. Makan teratur 3 kali sehari. Pagi, siang dan malam. Sampai-sampai asrama yang berada di dalam hanggar, disediakan tempat karaoke lengkap dengan gitar dan pianonya serta alat musik sejenisnya. Alat olahraga juga tersedia, tempat kesehatan, tempat ibadah. “Di sana itu enak, apa yang kita butuhkan insyaallah pasti dipenuhi, pokoknya enak,” tutur wanita berkerudung itu.

Diobservasi di dalam hanggar, atau bangunan tertutup tempat menyimpan, memperbaiki, dan pesawat terbang, pesawat pun menjadi pemandangan sehari-hari. Terkadang, pada saat makan pun, teman-temannya ada yang sering makan di dekat pesawat. Setiap sore, bahkan tidak ada kegiatan lain, melainkan bermain di dekat pesawat.

“Setiap sore kak, main di dekat pesawat. Kita selfie sepuasnya, berkegiatan semuanya di depan pesawat, paling gak bisa dilupain itu, karena bangga aja hampir tiap jam pemandangannya pesawat-pesawat melulu,” kata Vita.

Sebenarnya banyak pengalaman suka yang tidak bisa Vita sebutkan satu per satu saat observasi, namun ia hanya menyebutkan satu hal yang berbekas didirinya, yakni saat bersama-sama menyanyikan lagu ciptaan salah satu TNI AL bernama Kapten Ridwan. Lagu itu setiap hari wajib dinyanyikan.

“Lagunya memang sedih, kena banget dengan keadaannya. Jadi kalau meresapinya, sedih bisa buat kami menangis, apalagi karena nantinya akan berpisah,” katanya lagi.

“Tidak kan pernah kulupa, kenanganku di Natuna, suka duka yang kualami semua, akan selalu kuingat sepanjang masa, aku bangga pada TNI, pembela ibu pertiwi, tetap semangat demi NKRI, engkau selalu hadir untuk WNI,” nyanyi Vita dengan mata berkaca-kaca sepenggal lirik lagu itu.

Sampai detik ini, Vita mengaku masih berkomunikasi dengan teman-temannya sesama peserta observasi. Sekarang yang menjadi duka pada dirinya adalah perpisahan pada usai menjalani observasi. Vita saat ini sudah berada di Nunukan. Dirinya disambut keluarga dan dijemput di Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung Nunukan, Minggu (16/2) lalu.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X