Setiap Bangun Pagi Letakkan Tangan di Dahi

- Jumat, 21 Februari 2020 | 09:50 WIB
KARANTINA RASA LIBURAN: Penuh kekeluargaan selama masa observasi di Natuna.
KARANTINA RASA LIBURAN: Penuh kekeluargaan selama masa observasi di Natuna.

Riska Indah Andira (20), satu dari 238 orang mahasiswa yang menjalani observasi di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Berhasil tiba di Tarakan bersama 18 rombongan mahasiswa Kalimantan Utara (Kaltara) di ruang VVIP Bandar Udara Internasional Juwata Tarakan, Minggu (16/2) siang.

 

LISAWAN YOSEPH LOBO

 

MASIH seperti mimpi bagi Riska Indah Andira dapat berkumpul di tengah-tengah keluarga tercinta, setelah melewati perjalanan panjang yang penuh dramatis akibat Covid-19 alias virus corona.

Seperti yang diketahui, virus terbaru ini pertama kali muncul sekitar Desember 2019 lalu di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok. Kota Wuhan, tidak jauh dari Huangshi, tempat Riska Indah Andira berkuliah. Tepatnya di Hubei Polytechnic University. Tempat tinggalnya pun di asrama kampus.

Konon, naik fast train atau kereta cepat, hanya membutuhkan waktu 30 menit dari Huangshi ke Wuhan, asal virus itu. Terbilang dekat dengan jarak tempuh itu, di tengah kota yang lumayan padat. Dengan slow train, sejam pun sudah sampai.

Tidak heran rasa kekhawatiran itu ada di tengah hebohnya virus mematikan ini. Apalagi bertepatan dengan liburan musim dingin, teman-temannya banyak berpergian ke Wuhan, dan Beijing.

“Kebetulan lagi winter vacation (libur musim dingin), tapi saya tetap tinggal di asrama, tiba-tiba dapat kabar tentang virus itu. Pasti cemas, karena teman-teman banyak di sana (Wuhan),” kata wanita yang akrab disapa Riska.

Sangat mematikan, dari pihak kampus juga memberikan penyuluhan dan membatasi aktivitas di luar asrama. Rutin dilakukan pemeriksaan kesehatan di asrama, dia ikut panik hingga bertanya-tanya seberapa bahayanya virus ini. Hingga kendaraan tidak beroperasi, penerbangan dihentikan. Semua jalur ditutup. Hingga teman-temannya yang terjebak di Wuhan pun tidak bisa pulang.

“Panik. Jadi cari-cari informasi bagaimana virus corona, bagaimana gejalanya, bagaimana bisa ada. Apalagi teman-teman di Wuhan enggak bisa pulang, karena kan semua kendaraan dihentikan. Wah, berarti ngeri banget kalau sudah begitu,” katanya bertanya-tanya saat itu.

Tidak butuh waktu yang lama. Seketika virus corona mendunia. Menjadi pembahasan secara global. Lantas saja keluarganya di Indonesia, khususnya di Tarakan, ikut panik tidak karuan.

“Keluarga dan teman-teman di Indonesia pada bertanya-tanya,” lanjut anak pertama dari dua bersaudara ini.

Diimbau tidak berpergian dan keluar asrama, buat dia bertanya-tanya sampai kapan berdiam diri di dalam kamar. Apalagi fasilitas, dan semua kebutuhan makanan sudah disediakan pihak kampus. Masih di daerah asrama pun disediakan koperasi, dan kantin. Itu pun jam-jam bukanya sudah ditentukan. Tidak ada alasan lagi berpergian dari asrama atau sekadar cari bahan makanan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X