Frekuensi Penerbangan ke Long Ampung Ditambah

- Senin, 10 Februari 2020 | 14:53 WIB
Andi Nasuha – Kabid Perhubungan Udara dan Perkereta Apian Dishub Kaltara. FOTO: IWAN KURNIAWAN/ RADAR KALTARA
Andi Nasuha – Kabid Perhubungan Udara dan Perkereta Apian Dishub Kaltara. FOTO: IWAN KURNIAWAN/ RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR – Subsidi ongkos angkut (SOA) penumpang penerbangan ke wilayah perbatasan dan pedalaman Kalimantan Utara (Kaltara) masih terus diadakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah hingga tahun ini. 

Namun, Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Udara dan Perkereta Apian Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, Andi Nasuha mengatakan, dalam menjalankan program SOA tersebut, tentu setiap tahunnya dilakukan evaluasi. 

“Kita lihat tingkat kebutuhan masyarakatnya. Seperti di Long Ampung, karena tingkat kebutuhannya tinggi sehingga tahun ini frekuensinya kita tambah,” ujarnya kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor.  

Disebutkannya, untuk yang dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), SOA penerbangan tujuan Long Ampung itu ada lima kali dalam sepekan, dengan rincian tiga kali dari Nunukan dan dua kali dari Tanjung Selor. “Kalau tahun sebelumnya itu ke Long Ampung hanya sekali seminggu,” sebutnya.

 Tak hanya itu, ia juga menyebutkan jika yang dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kaltara nanti sudah jalan, maka rute ke Long Ampung itu jadi enam kali dalam sepekan. Karena, yang dari APBD Kaltara juga ada satu kali sepekan dari Tanjung Selor ke Long Ampung. 

Pastinya, untuk penerbangan ke Long Ampung itu menggali penambahan. Adapun sesuai dengan evaluasi, hal-hal yang menjadi perhatian untuk memasukkan dan menambahkan frekuensi SOA itu, soal faktor keterisian pesawat. 

“Kalau dalam sekali berangkat pesawat yang misalnya berkapasitas 12 orang hanya membawa tiga atau empat penumpang, tentu pertanyaannya apa yang ingin kita tambahkan,” tutur Andi. 

Artinya, penambahan frekuensi penerbangan ke Long Ampung itu, memang karena penumpang yang banyak itu salah satunya tujuan ke Long Ampung.  Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali, jika misalnya daya jangkau masyarakat di sana sudah membaik, kemungkinan pemerintah juga akan mengusahakan untuk menghadirkan pesawat reguler. Tentu, jika sudah ada yang reguler, pesawat perintis pasti sudah tidak masuk lagi.

 “Ini juga perlu dipikirkan, dari pada kita selalu bergantung pada perintis yang selalu full. Jika misalnya pesawat reguler masuk dengan kapasitas seat sampai 40 orang, pasti sekali terbang bisa mengurangi daftar tunggu masyarakat," bebernya. 

“Hanya saja, tetap kembali lagi pada kebutuhan masyarakat. Kan ini subsidi dari pemerintah sampai 80 persen. Artinya masyarakat hanya bayar 20 persen dari harga normal,” pungkasnya. (iwk/zia)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X