Setelah 14 kali mencatatkan aksi renang di laut, kini Ibrahim Rusli akan kembali menunjukkan kebolehannya itu di perairan bebas Berau dengan jarak 7.900 meter. Jarak ini merupakan yang terpanjang yang pernah dilalui Ibrahim selama aksinya.
APARATUR sipil negara (ASN) yang bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Tarakan itu mengaku bahwa dirinya belum pernah mengarungi luasnya laut Berau. Ini pertama kalinya.
“Start-nya dari Maratua sampai ke Kakaban,” ungkap pria kelahiran Balikpapan 17 Juni 1965 ini, kemarin (31/1).
Berpengalaman selama 14 kali berenang jauh, ia memprediksi hal apa pun bisa menjadi kendala saat berenang di laut, seperti arus deras ombak dan binatang laut. Namun, kendala-kendala itu juga dihadapi dengan kekuatan mental. “Terakhir saya melalui jarak tempuh 3 kilometer di Lombok, tapi kali ini lebih jauh. Yang kemarin sukses,” kata ayah tiga anak ini.
Sebelum aksi ini, Ibrahim banyak menyiapkan fisik. Mulai dari lari, renang di Embung Bengawan, dan latihan fisik lainnya yang dapat membuat napas serta kondisi tubuh Ibrahim menjadi fit.
“Dari SMP sudah hobi renang soalnya, jadi tinggal latihan fisik saja,” ujarnya.
Saat berada di lautan, Ibrahim biasanya memiliki pendamping, mengontrol dirinya ketika berenang di atas laut. Pendamping ini mengarahkan agar ia terhindar dari marabahaya yang dapat mengancam. Ibrahim mengaku aksinya menaklukkan lautan juga atas optimisme tinggi.
Berangkatnya Ibrahim dan tim Ke Kabupaten Berau, atas bantuan Wali Kota Tarakan dan Pemerintah Kabupaten Berau. Ia menargetkan aksi ini akan berjalan selama 4 jam.
Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, mengatakan bahwa dirinya merupakan sahabat Ibrahim, jauh sebelum ia menjadi wali kota. Khairul selalu memberikan dukungan secara moral agar Ibrahim dapat menaklukkan setiap aksinya. “Ini hobi dan cukup baik untuk promosi pariwisata Tarakan,” bebernya.
Sebagai rekan, Khairul memang belum pernah berenang bersama Ibrahim, namun pengalaman Ibrahim dalam dunia renang memang patut diacungi jempol.
“Sudah banyak selat yang diarungi dan lautan yang diseberangi. Walaupun sudah ada pengalaman, ini tentu ada risiko. Sebenarnya saya mau ikut, tapi banyak tugas yang masih menunggu. Sebagai ketua Formi, ini bukan olahraga prestasi, tapi tradisional karena untuk rekreasi dan memperkenalkan Tarakan,” imbuhnya. (shy/lim)