RSUD Sebut Bukan Pasien Corona

- Rabu, 29 Januari 2020 | 14:21 WIB
JELASKAN KRONOLOGI: Dirut RSUD Tarakan dr. Hasbi Hasyim (kiri) menjelaskan perihal penanganan seorang pasien yang baru kembali dari Tiongkok, Selasa (28/1).
JELASKAN KRONOLOGI: Dirut RSUD Tarakan dr. Hasbi Hasyim (kiri) menjelaskan perihal penanganan seorang pasien yang baru kembali dari Tiongkok, Selasa (28/1).

PENYEBARAN dokumen medis seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Senin (27/1) meresahkan masyarakat. Itu setelah berbagai spekulasi muncul menanggapi dokumen medis pasien yang belakangan diketahui baru datang dari Tiongkok itu.

Direktur Utama RSUD Tarakan dr. H. Hasbi Hasyim mengatakan setelah beredarnya dokumen medis yang dibumbui berbagai spekulasi, pihaknya menggelar pertemuan internal.
“Setelah mengetahui terkait info yang beredar di media sosial, bahwa ada penderita, yang dicurigai mengidap virus korona yang masuk ke Tarakan, kami tadi malam (Senin malam) langsung mengadakan rapat bersama bidang-bidang pelayanan medis,” tukasnya, ujar Hasbi kepada Radar Tarakan, kemarin (28/1).

Pasien yang dimaksud merupakan mahasiswa kedokteran berusia 19 tahun yang menimba ilmu di Provinsi Liaoning, Tiongkok. Ia membenarkan jika pasien tersebut menderita demam dan pilek setelah bertolak dari Tiongkok.

Hanya, ia menegaskan jika keluhan tersebut terjadi setibanya di Indonesia. Setelah melewati beberapa tahap pemeriksaan lengkap, pihaknya memastikan jika demam dan flu pada  pasien tersebut tidak disebabkan oleh virus korona.

“Tanggal 19 dia meninggalkan Liaoning, China menuju Bandara Soekarno-Hatta. Kita tahu Bandara Soekarno-Hatta, termasuk bandara dengan pengawasan terketat di Indonesia,” ujar Hasbi menceritakan kronologinya.

“Sebenarnya dari China dia sehat-sehat saja. Sampai di Jakarta juga tidak terdeteksi oleh scanner. Artinya kalau dia demam pasti dia terdeteksi di sana. Tanggal 21 pagi dia kembali ke Tarakan. Dia mulai ada keluhan,” sambungnya.

Si pasien juga diketahui mahasiswa kedokteran. Saat demam membekali diri dengan termometer.

“Dia selalu mengukur suhu tubuhnya setiap jam. Setelah tanggal 24, dia mengeluhkan hidungnya pilek. Kemudian besoknya (6 hari setelah dari Tiongkok), mulai batuk dan dia mulai demam. Kemudian dia masuk ke RSU jam 18.20 WITA. Setelah kami periksa, tidak ada tanda-tanda terkontaminasi corona,” tukasnya.

Sesuai instruksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pihaknya tetap melakukan pemantauan pada pasien tersebut. Pasien yang dimaksud kini dirawat jalan.

“Kami persilakan pulang, tapi tetap terus dipantau. Jadi kesimpulan kami, sampai saat ini dalam pengawasan,” tuturnya.

Rawat jalan juga berdasarkan diagnosa pasien yang belum memenuhi syarat untuk digolongkan dalam kategori penyakit berat. Meski demikian, jika dalam perjalanan rawat jalan diagnosa pasien berubah, maka akan dikirim ke Jakarta untuk ditindaklanjuti Kemenkes.

“Untuk pengawasannya, misalnya dalam perjalanannya tiba-tiba suhunya naik, maka kami akan kirim ke Jakarta. Karena sampai hari ini, yang bisa memeriksa dan mengenali jenis virusnya adalah Kemenkes. Semua dari seluruh Indonesia dikirim ke sana. Jadi sementara ini, pasien ini masih didiagnosa infeksi saluran nafas atas,” terangnya.

 

JATUHI SANKSI OKNUM PETUGAS

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X