Setiap Saat Tangan Petugas Dibersihkan

- Rabu, 29 Januari 2020 | 14:18 WIB
MENYETOK LOGISTIK: Tiga mahasiswa asal Kaltara di Huangshi, Tiong kok usai berbelanja logistik untuk beberapa hari ke depan, Senin (27/1).
MENYETOK LOGISTIK: Tiga mahasiswa asal Kaltara di Huangshi, Tiong kok usai berbelanja logistik untuk beberapa hari ke depan, Senin (27/1).

ANGGOTA Komisi II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Hasan Basri, S.E, telah meminta kepada pemerintah untuk dilakukan penutupan akses penerbangan dari China, khususnya dari kawasan Kota Wuhan ke Indonesia.

“Yang jadi persoalan adalah adanya warga negara kita (Indonesia) yang tinggal di sana. Makanya DPD juga meminta melalui perwakilan pemerintah Indonesia yang berada di China dapat diperhatikan,” katanya, kemarin (28/1).

Tak hanya itu, pihaknya juga meminta agar proses pemeriksaan kesehatan terhadap para penumpang yang berasal dari China maupun Indonesia secara langsung. Hasan menilai, sikap pemerintah pusat dalam menangani virus corona terbilang baik. termasuk perlindungan WNI di China. Namun masih diperlukan upaya yang lebih keras agar virus corona tak menyebar sampai ke Indonesia.

“Pemerintah harus lebih keras lagi, misalnya dengan menutup penerbangan dari China ke Indonesia, namun tetap memperhatikan WNI kita di China,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Tarakan dr. Wahyudi Pujianto menjelaskan pasien corona masih dapat dibiayai dari JKN-KIS.

Kategori penyakit yang tak ditanggung BPJS yakni penyakit mewabah atau tergolong sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Namun pada prinsipnya peserta JKN-KIS yang terkait dengan virus corona di Kaltara jika terdapat gejala yang mirip dapat dilakukan pemeriksaan dan mengambil langkah medis di puskesmas maupun rumah sakit. “Selama masih dalam ketentuan, kami pasti jamin,” bebernya.

Dalam ketentuan BPJS, jika penyakit menjadi wabah, maka dibiayai pemerintah dengan anggaran tersendiri, di luar jaminan BPJS.

“Misalnya masih 1 atau 2, itu masih tetap dilayani. Tapi kalau sudah mewabah, maka pemerintah mengeluarkan pernyataan terjadinya wabah, sehingga itu di luar penjaminan kami. Ada anggaran dan SOP yang harus dijelaskan oleh pemerintah ketika itu menjadi wabah,” pungkasnya.

 

PERLU PEREMAJAAN

Hasan sempat menginspeksi kesiapan petugas di Bandara Juwata Tarakan. Dari hasil sidak pihaknya, pihaknya menyoroti alat yang dipasang. Bahkan pihaknya sempat melakukan pengecekan terhadap fungsi dari thermal scanner yang dipasang. “Setelah dilakukan pengecekan dan kami keluar masuk, ternyata memang alatnya bisa mengetahui suhu tubuh badan,” bebernya.

Namun sebelum melalui thermal scanner, para penumpang akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu di atas pesawat. Dengan begitu pencegahan akan lebih optimal dilakukan oleh para petugas.

“Saya melihatnya sudah bagus, tapi alat itu perlu peremajaan dan alat itu sudah dipasang beberapa tahun lalu. Kemudian menjadi syarat bandara internasional,” sebut Hasan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X