Dirinya bersykur, api tidak menjalar ke rumah warga dan kantor desa yang mengapit rumah yang terbakar. Walaupun, dinding kantor desa sudah sempat menyala. “Ini kebakaran yang pertama di tahun 2020. Mudah-mudahan tidak ada lagi,” harapnya.
Untuk tahun 2019 lalu, sebut mantan kepala Dinas Perhubungan Malinau ini, ada 7 kali kebakaran. 6 bisa diatasi dan 1 yang besar tidak bisa diatasi, yaitu Kantor Desa Malinau Hulu. “Itu karena keterbatasan armada-armada yang sudah berumur,” katanya.
Ketua DPRD Malinau Wempi W. Mawa yang sempat melihat langsung ke lokasi kebakaran, juga menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. “Kami turut prihatin dengan situasi ini. Ya pada prinsipnya apa yang kita lihat pertama adalah manusianya. Tadi keluarga Pak Zul pasti semua syok ya dengan situasi itu, dan puji Tuhan mereka tadi menyampaikan yang paling penting itu adalah keluarga,” kata Wempi.
Kemudian, karena kantor desa merupakan kantor pelayanan publik yang berhubungan dengan masyarakat juga terdampak, maka diharapkannya pemerintah desa dan kecamatan segera mengaktifkan kantor desa pascakebakaran sehingga kantor desa tetap melakukan pelayanan.
“Apa yang ada, tadi saya coba cek dengan Pak Camat Malinau Kota (Rolland Rudyanto), arsip-arsip dokumen masyarakat aman. Hal-hal yang tadi sudah rusak, itu segera diperbaiki. Pelayanan harus segera terfasilitasi,” pintanya.
Untuk sumber api berasal dari mana, menurutnya itu wewenang pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan. Dirinya turut berbelasungkawa dan prihatin dalam situasi ini. “Terima kasih kepada masyarakat yang turut serta membantu pemadam kebakaran. Tadi saya dengar ada korban, kami berharap korban dari petugas pemadam kebakaran ini segera ditangani,” pungkasnya. (ags/lim)