RUMAH Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan menyayangkan dokumen medis atas pemeriksaan seorang pasien yang beredar di media sosial (medsos). RSUD tengah tengah melacak siapa di balik penyebaran dokumen tersebut.
Direktur Utama RSUD Tarakan dr. M. Hasbi Hasyim mengatakan penyebaran dokumen itu menimbulkan keresahan di masyarakat. “Ada juga foto petugas di ruang isolasi yang kami siapkan. Ini sementara kami cari tahu,” terang Hasbi, tadi malam.
Terhadap pasien yang tengah menjalani perawatan tersebut perlu diagnosa lebih lanjut. Hasbi mengatakan, saat ini pasien yang dimaksud kemungkinan besar tak terinfeksi virus corona.
Hanya perawatan intensif yang dilakukan RSUD, sebagai langkah antisipatif. “Mendiagnosis penyakit begini (corona) enggak gampang, Tarakan belum punya sarana laboratorium memastikan ini virus corona atau bukan. Itu (sampel) juga kami kirim, dan butuh waktu. Kemenkes mengatakan 2-3 hari baru ada hasil. Toh, nanti akan kami kirim ke laboratorium yang mampu,” terangnya.
Awalnya si pasien memeriksakan diri ke RSUD. Gejala yang ada memang belum sesuai. Tetapi RSUD memilih waspada. “Upaya isolasi, kalau sampai hal terburuk terjadi, kami mengantisipasi. Pasien ini masih diisolasi, tapi belum positif. Harus ada hasil pemeriksaan laboratorium. Tindakan kami antisipatif. Kami juga meminta alat pelindung diri ke Kemenkes, dan obat-obatan kalau sudah ada,” ulasnya.
Keresahan di masyarakat menurutnya diperparah dengan banyaknya komentar tak bertanggung jawab. “Ini masalahnya ini kasus kan belum pasti. Dari data yang ada memang dia (pasien) batuk pilek. Kemudian suhu 37,1 derajat celsius. Yang kita tahu dari sosialisasi Kemenkes tentang corona, suhunya di atas 38. Artinya ke sana itu kemungkinan tidak (negatif),” ungkapnya.
“Kasus-kasus yang kita lihat di Jakarta, Bali itu, di atas 38 suhunya. Begitu dilacak 2-3 hari ternyata bukan (negatif). Apalagi di bawah 38 itu,” tambahnya.
Soal penyebaran dokumen medis seorang pasien, kata Hasbi, harus ada yang bertanggung jawab.
“Kami sedang berusaha melacak, dugaannya tadi dari internal kami. dr. Wayan (kabag pelayanan RSUD) juga sudah turun, enggak ada yang mengaku,” jelasnya.
Hasbi berjanji akan menjatuhkan sanksi bagi yang terbukti menyebarkan dokumen medis secara tak bertanggung jawab itu. “Kalau pegawai BLU, saya akan pecat. Kalau ASN, penundaan pangkat kalau perlu. Ini kan dokumen medik. Polisi aja minta harus pakai surat tertulis,” jelasnya.
SIAPKAN RUANG ISOLASI
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan menyiapkan ruangan khusus mengantisipasi penyebaran virus corona.
“Untuk mengantisipasi masuknya virus corona di Kota Tarakan, kami dari pihak RSUD menyiapkan ruangan isolasi khusus bagi pasien yang teridentifikasi terjangkit corona. Kami berharap mudah-mudahan tidak ada pasien yang sampai dirawat di sini,” ujar Kepala Bagian (Kabag) Pelayanan RSUD Tarakan dr. Wayan Sukadana, kemarin (27/1).