Batal Prawedding di Tanggal Cantik demi Tugas

- Kamis, 23 Januari 2020 | 13:47 WIB
SANG PEJUANG: Sujiwo Taruna Bangsa (baju biru) dan Muhammad Fadlani (baju oranye) saat berbagi pengalaman dalam menjalankan tugas kepada Radar Tarakan, Rabu (22/1).
SANG PEJUANG: Sujiwo Taruna Bangsa (baju biru) dan Muhammad Fadlani (baju oranye) saat berbagi pengalaman dalam menjalankan tugas kepada Radar Tarakan, Rabu (22/1).

Kabar kebakaran hebat di Pasar Batu, Kelurahan Sebengkok yang terjadi pada Senin (20/1) siang, masih terngiang-ngiang di telinga. Amukan si jago merah, akhirnya benar-benar berhasilnya dijinakkan setelah 6 jam menghanguskan sekitar 178 rumah dan toko di Pasar Batu. Lantas apakah sempat terpikirkan oleh Anda, kisah di balik perjuangan memadamkan api tersebut? Berikut kisahnya.

 

LISAWAN YOSPEH LOBO

 

DI tanggal cantik, 20-01-2020, menjadi duka mendalam bagi masyarakat Kota Tarakan. Secepat kilat, si jago merah melenyapkan pasar tradisional, yang dibangun sektiar 1967 silam. Namun berkat upaya petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bersama warga Tarakan dan beberapa instansi yang turut andil memadamkan api.

Rupanya, di balik perjuangan itu, ada kisah mendalam dari beberapa petugas petugas pemadam. Ya, Muhammad Fadlani (28) dan Sujiwo Taruna Bangsa (28).

Secara ekslusif, kedua pria ini berbagi kisah pengalaman selama mengemban tugas mulia ini.

Pira yang akrab disapa Fadlan, pertama kali bergabung saat 2010 lalu. Konon jiwa sosialnya ini sudah tumbuh sejak dia masih kecil. Suka dengan tantangan dan berpetualang, nampaknya menjadi modal untuk menjadi personel pemadam. Saat di lapangan pun, ada rasa kepuasan saat membantu warga.

“Masuk pemadam bukan hal yang mudah, karena dituntut untuk evakuasi korban, makhluk hidup lainnya, dan benda-benda yang bisa diselamatkan. Saya suka tantangan dan membantu, karena dari kecil sudah ada jiwa sosial,” katanya mengawali cerita, Rabu (22/1).

Dahulu, dia ingin bekerja di kantoran. Ya, sesuai dengan latar pendidikannya di bidang informatika.

“Karena saya lulusan STMIK PPKIA, jadi mau kerja sesuai dengan skill yang saya miliki berkenan dengan komputer. Tapi saya lebih suka tantangan dan petualang, jadi mau kerja di pemadam,” lanjutnya.

Menikah di 2016, saat ini dia sudah dikarunai seorang anak berusia 2 tahun. Konon, sang istri sudah paham betul dengan risiko pekerjaannya. Sebelum mengikat janji suci pernikahan pun, dia sudah membeberkan segala kondisi dan risiko pekerjaannya ini.

“Dengan kondisi kerja saya, dia sering khawatir. Biasa menelfon, tapi saya tidak angkat kalau pas lagi kerja di lapangan. Sebelum jadi istri juga saya sudah beri tahu segalanya,” katanya.

Sangat dramatis saat dia bertugas memadamkan kobaran api di Pasar Batu, Senin (20/1) kemarin. Serpihan kaca dan balok, melukai sekujur tubuhnya. Dilakukan pertolongan pertama, dia pun diobati di PMI Tarakan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X