Ribuan Pasien Ditangani Dokter Terbang

- Kamis, 23 Januari 2020 | 12:30 WIB
LAYANI WILAYAH 3T: Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Kaltara Dedy Prasetya Noor dan Tim Dokter Terbang Kurniawan Andi saat menjadi narasumber di Respons Kaltara.
LAYANI WILAYAH 3T: Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Kaltara Dedy Prasetya Noor dan Tim Dokter Terbang Kurniawan Andi saat menjadi narasumber di Respons Kaltara.

TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan sistem jemput bola. Itu dibuktikan dengan pelayanan kesehatan secara gratis melalui dokter terbang. Tercatat sudah 8.079 jiwa yang menikmati layanan dokter terbang.

Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes Kaltara) Dedy Prasetya Noor menyampaikan, layanan program dokter terbang dilaksanakan sejak 2014 silam. Dengan sasaran masyarakat yang berada di wilayah perbatasan dan pedalaman atau daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

Dengan rincian masyarakat yang telah terlayani sejak 2014 sampai 2018 sebanyak 4.550 jiwa. Jumlah tersebut terus meningkat di 2019 menjadi 3.529 jiwa. Bertambahnya masyarakat yang dilayani sejalan dengan jumlah lokasi yang disambangi. Dengan target setiap pelayanan dua lokasi yang disasar.

Kemudian, tantangan yang dihadapi saat terjun ke lokasi yakni sulitnya medan. Seperti menuju Desa Tau Lumbis, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan dan Kecamatan Pujungan, Malinau. Untuk sampai ke lokasi harus menelusuri sungai dan melewati giram. Jika kondisi air sungai sedang surut petugas medis harus jalan kaki.

“Jika melihat data yang ada mengalami kenaikan. Dan upaya kita agar semua masyarakat tetap terlayani. Dari 2014-2019, sebanyak 30 lokasi yang sudah dilayani dokter terbang,” ucap Dedy Prasetya Noor, Rabu (22/1).

Selama pelayanan dokter terbang, Dinkes Kaltara memiliki sejumlah catatan penting. Seperti kurangnya peralatan medis, yakni alat kesehatan mobile. Dan pada 2019 alat kesehatan (alkes) seperti elektrokardiogram (EKG) mobile dan ultrasonography (USG) mobile telah dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan.

“Kami kesulitan saat penanganan diagnosa jika tidak didukung alat. Sehingga, membuat kesulitan untuk mengetahui kondisi pasien,” tambahnya.

Sementara itu, Tim Dokter Terbang Kurniawan Andi menceritakan ikut bergabung ketika mendapat tawaran mengikuti layanan dokter terbang. Menuju salah satu lokasi menumpangi pesawat dengan landasan tanah sudah biasa baginya. Kemudian menumpangi longboat dan harus menikmati arung jeram membuat ia menikmati petualangan selama menjadi dokter terbang.

“Saya merasa sudah mengetahui semuanya, tetapi ketika mengikuti pelayanan dokter terbang baru menyadari banyak hal yang belum saya ketahui. Ini menyenangkan bagi saya. Jiwa petualang saya bergejolak,” kisahnya.

Alat pertama yang digunakan USG lama alat yang dipinjam. Selanjutnya, pengadaan alat dan cukup ideal untuk digunakan. Alat yang dapat digunakan dokter lainnya. “Kondisi di lapangan cukup menegangkan apalagi saat mendatangi lokasi yang sulit,” bebernya. (akz/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X