INNALILLAHI...!! Terbakar..!! Pasar Tertua di Tarakan Rata dengan Tanah

- Selasa, 21 Januari 2020 | 11:34 WIB
LUDES DALAM SEKEJAP: Api meratakan RT 24 di Kelurahan Sebengkok, Tarakan Tengah, yang di dalamnya berdiri Pasar Batu, kemarin (20/1). Tiga RT lain terdampak kebakaran hebat ini.
LUDES DALAM SEKEJAP: Api meratakan RT 24 di Kelurahan Sebengkok, Tarakan Tengah, yang di dalamnya berdiri Pasar Batu, kemarin (20/1). Tiga RT lain terdampak kebakaran hebat ini.

API membumbung tinggi di bangunan berlantai dua, tepat di pinggir sungai di sekitar Pasar Batu, di RT 24, Kelurahan Sebengkok, Tarakan Tengah sekira pukul 11.20 WITA, Senin (20/1). Turmin Wahid, melihat api sudah membesar di lantai 2 bangunan itu. Di bawahnya, penuh dengan asap pekat. Api menjadi-jadi, matahari tengah terik, ditambah angin. Hanya dalam beberapa menit, api sudah menjalar ke bangunan lain.

Turmin bergegas menuju rumahnya, sekira 200-an meter dari titik api. Warga di kawasan itu sudah berhamburan menyelamatkan diri. Menyelamatkan barang yang bisa diselematkan. Warga di sekitar sungai, bahkan membuang barangnya di sungai yang sedang surut. Api semakin menjadi-jadi.

Di pikiran Turmin, keluarga utama. Dan di benaknya yang pertama, selamatkan barang-barang sang cucu. Pakaian sendiri belakangan. Ketika ditemui Radar Tarakan, Ketua RT 24 itu sejenak berhenti menulis nama-nama warganya yang menjadi korban. Tak ada catatan kependudukan yang tersisa dari kejadian. Ia mengingat jelas jumlah warganya. Maklum, Turmin sudah akrab dengan kepengurusan RT sejak 2004.

“Habis semua, enggak ada yang tersisa (catatan kependudukan). Pakaian saya saja, enggak ada saya ambil. Punya cucu saja yang tadi dibawa keluar semua,” kata Turmin tampak tegar ketika ditemui (20/1). Sebuah bangunan kontrakan, di pinggir sungai adalah asal mula api. Bangunan berlantai dua itu tidak dihuni beberapa jiwa.

“Awalnya api dari bagian belakang rumah tersebut, tetapi posisi api yang  berkobar terlihat di lantai dua. Bisa jadi apinya sudah dari bawah ke atas, tetapi saya juga belum tahu pasti karena posisi saya dari pelabuhan dan apinya sudah berkobar di lantai dua,” kisah Turmin.

Rumah merupakan milik Budi, namun tak lagi bermukim di kawasan itu. Bangunan itu sudah disewakan sejak lama. Kurang dari setengah jam, api merembet ke puluhan rumah warga lain. Menghanguskan kios-kios yang rerata menjual pakaian. Apalagi bangunan di kawasan itu berkontruksi kayu.

“Ada 97 kepala keluarga di RT saya, sekitar 450 jiwa termasuk anak-anak. Sampai saat ini kebanyakan  mengungsi ke rumah ke keluarga masing-masing,” ujarnya.

Setelah kejadian ini, Turmin berencana menginap di rumah anaknya yang  tak jauh dari  lokasi kebakaran. Sebagian warga berada di lokasi pengungsian di Masjid Besar At-Taqwa, RT 14, Sebengkok, Tarakan Tengah.

Pasar Batu di Jalan Yos Sudarso, yang seluruhnya ludes bersama ratusan rumah warga lainnya berdiri sejak 1968. Pasar yang dulunya beratap kayu. Nanti di tahun 1970, atap tersebut direnovasi, dibangunlah lapak setinggi paha orang dewasa dari batu-batu koral. 1973 renovasi selesai, pasar tersebut kemudian dinamai Pasar Batu, merupakan pasar tertua dan pertama di Tarakan.

“Sekira 1950-an itu mungkin orang sudah  berjualan. Awalnya jualan pisang. Kayak pasar pisang. Dinamakan Pasar Batu, karena bangunannya dari batu karang. Atapnya itu dulu dari sirap,” tuturnya.

Belakangan pasar tersebut tidak lagi berjualan pisang. Bergeser menjadi pasar dengan berbagai kebutuhan, seperti sayuran, hingga pakaian. Sementara   sehingga dimasuki penjual sayur dan para pedagang pisang berpindah ke seberang jalan.

Abdul Azis, ketua RT 04, Sebengkok mengaku ada sekira 15 bangunan termasuk toko yang menjadi korban kebakaran di kawasannya. Rerata toko-toko yang dimaksud sebagian hanya dimanfaatkan sebagai tempat berjualan.

“Hanya beberapa yang dihuni, yang toko di pinggir Jalan Yos Sudarso ini. Di bagian belakang yang berbatasan dengan RT 24 itu ada sekira 5 rumah warga kami yang terdampak. Saya belum mendata, maksudnya data rinci mengenai berapa kepala keluarga yang terdampak. Rata-rata bangunan rumahnya hangus di bagian belakang,” ujar Abdul Azis yang ditemui saat api masih dijinakkan petugas pemadam kebakaran.

“Selain banyak rumah kayu, posisinya juga ini di dekat laut, jadi api cepat membesar dan mudah belok tiup angin. Karena rumah juga padat jadi susah pemadam masuk menjangkau,” tukasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pembangunan Tiga PLBN di Kaltara Klir

Senin, 6 Mei 2024 | 17:40 WIB

BPPW Target 6.691 SR Air Bersih di Kaltara

Sabtu, 4 Mei 2024 | 18:15 WIB

Ada Empat Tantangan Pendidikan di Kaltara

Sabtu, 4 Mei 2024 | 15:30 WIB
X