Mewabah di Malaysia, Waspada Virus Polio

- Sabtu, 18 Januari 2020 | 14:20 WIB
PENCEGAHAN: Petugas KKP memberikan vaksinasi polio kepada TKI yang dideportasi ke Kabupaten Nunukan.
PENCEGAHAN: Petugas KKP memberikan vaksinasi polio kepada TKI yang dideportasi ke Kabupaten Nunukan.

TANJUNG SELOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Utara (Kaltara) menetapkan status waspada terhadap penyebaran virus polio di Bumi Benuanta. Pasalnya, virus tersebut telah mewabah di Kota Tauran, Sabah, Malaysia. Bahkan bayi laki-laki berusia tiga bulan dikabarkan positif terkena virus polio.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kaltara, Agust Suwandy mengatakan, sebenarnya sejak tahun 2000 silam Malaysia telah dinyatakan bebas dari penyakit polio dan baru ditemukan lagi di tahun ini. Untuk di Indonesia sejak tahun 2014 sudah dinyatakan bebas.

“Di Kaltara sejak terbentuk menjadi provinsi belum ada kita temukan kasus polio. Tetapi kita tetap melakukan vaksinasi polio melalui imunisasi rutin dan PIN (pekan imunisasi nasional),” ungkap Agust kepada Radar Kaltara.

Untuk pencegahan penularan dari Malaysia ke Indonesia. Khususnya di Kaltara, Dinkes telah melakukan pengawasan pada visitor dari Malaysia melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), baik melalui jalur laut maupun udara.

“Kami juga telah memberikan vaksin polio kepada TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang dideportasi di Kabupaten Nunukan. Bahkan kita juga telah mengirim vaksin ke Nunukan,” ujarnya.

Sebenarnya stok vaksin yang ada sekarang ini sasarannya hanya kepada bayi dan balita saja (imunisasi rutin). Tetapi karena ada kejadian polio, maka sesuai arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) stok dialokasikan untuk pencegahan dan penularan pada orang yang berisiko, terutama pengunjung dari Malaysia.

“Untuk stok sejauh ini masih aman, karena masih tersedia 3.000 vial dan satu vial itu bisa untuk 5 orang. Stok itu belum termasuk di kabupaten/kota. Jadi untuk stok vaksin masih aman,” sebutnya.

Sebagian besar penderita polio adalah balita, terutama yang belum menjalani imunisasi polio. Namun, polio dapat dialami oleh siapa saja tanpa batasan usia. Dijelaskan,

polio merupakan penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Dan penyakit ini juga sangat menular, tetapi dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio.

Virus polio dapat masuk ke tubuh melalui rongga mulut atau hidung, kemudian menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah,” jelas Agust.

Penyebaran virus polio, sambung Agust, dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio. Virus juga dapat menyebar melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, hanya saja hal itu sangat jarang terjadi.

Virus polio sangat mudah menyerang orang-orang yang belum mendapatkan vaksin polio, terlebih pada daerah dengan sanitasi buruk atau akses air bersih yang terbatas. Sebagian besar penderita polio tidak akan menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi polio. Sebab, virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala atau tidak menimbulkan gejala sama sekali. Meskipun begitu, penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada orang lain.

“Polio ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis), dan kedua polio ini memiliki gejala yang berbeda-beda,” jelasnya. (*/jai/eza)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X