Sebar Virus Literasi, Target Dirikan 10 Taman Baca di Pelosok

- Sabtu, 18 Januari 2020 | 14:07 WIB
PERJUANGAN: Mahir si penjelajah Nusantara dengan menggunakan sepeda harus berjuang seorang diri ketika sepeda yang dikayuhnya rusak.
PERJUANGAN: Mahir si penjelajah Nusantara dengan menggunakan sepeda harus berjuang seorang diri ketika sepeda yang dikayuhnya rusak.

Selain ingin tahu bagaimana Indonesia lebih dekat. Muhammad Mahir Abdulloh, pria asal Ibu Kota Jakarta ini di dalam Ekspedisi Penjelajahan Nusantara (EPN), juga memiliki sebuah misi yang mulia di baliknya.

 

RACHMAD RHOMADHANI

 

MASIH dalam perbincangan santai kepada pewarta, Mahir menjelaskan bahwa tujuan lain dilakukannya ekpedisi yang sebagian orang menganggap ‘gila’ tersebut. Justru tidak bagi dirinya, ia hanya berprinsip berbuat sesuatu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

“Tentu, saya tak ingin penjelajahan ini sia-sia. Dan memang sejak awal memang harus ada membuahkan hasil yang positif di baliknya,” ungkapnya kepada pewarta yang ditemui di Palang Merah Indonesia (PMI) Tanjung Selor.

Misi di balik ekspedisi itu yaitu bagaimana dirinya dapat menyebarkan virus literasi. Kemudian, sekaligus dalam ekspedisinya itu bersama masyarakat untuk bagaimana dapat membuat sebuah taman bacaan.

“Tekad itu memang saya bulatkan. Saya menjadi seorang relawan literasi. Apalagi, saat kuliah memang mengambil jurusan konseling. Sehingga demi mewujudkan impian dalam menyebarkan pendidikan dan gerakan literasi. Maka, ekspedisi itu pun saya lakukan sampai pada titik ini,” jelas pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1995 ini.

Lanjutnya kembali, mengenai berapa target taman baca yang akan dibangunnya bersama masyarakat. Mahir menyebutkan bahwa setidaknya akan ada 10 taman baca di Indonesia. Khususnya, taman baca itu yang ada di wilayah terpencil. Tentunya, tak ada akses buku bacaan selaiknya di perpustakaan.

“Tentu prihatin melihat mereka yang memiliki semangat. Tapi, kurang didukung dengan fasilitas. Itulah mengapa tekad untuk bersama membangun taman bacaan. Setidaknya ada 10 taman bacaan yang ada dalam ekspedisi selama dua tahun ini,” bebernya.

Dari penjelajahan yang sudah dilaluinya, setidaknya sudah ada 4 taman bacaan yang dibangunnya. Tepatnya, dua di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan dua di Papua.

“Artinya, masih ada 6 taman bacaan lagi yang akan dibangun. Mudah-mudahan di sisa 15 provinsi nantinya ada wilayah yang cocok dijadikan taman bacaan seperti 4 sebelumnya,” harapnya.

Ditanya mengenai kendala dalam menjalankan misinya tersebut? Mahir mengatakan bahwa secara umum dari empat taman bacaan yang berdiri itu tak ada kendala apapun. Termasuk, masalah pengiriman buku-buku yang saat itu pun dibantu dengan rekan-rekannya di Jakarta.

“Kita fleksibel saja dalam membangun taman bacaan. Kayu-kayu sebagai bahan bisa ambil di hutan. Atau paling tidak memanfaatkan pos kamling, sehingga itu akan memiliki dua fungsi,” bebernya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X