Pencabutan Subsidi Elpiji 3 Kg, Perlu Dipikir Diantisipasinya

- Sabtu, 18 Januari 2020 | 13:56 WIB
Catur Hendratmo
Catur Hendratmo

TARAKAN – Rencana pemerintah mencabut subsidi pada elpiji 3 kilogram (kg) diprediksi akan berdampak pada masyarakat. Pencabutan subsidi ini merupakan buntut dari permasalahan distribusi yang dinilai masih banyak tak tepat sasaran.

Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi pada Sekretariat Kota (Setkot) Tarakan Catur Hendratmo menilai rencana itu perlu kajian mendalam. Di Tarakan khususnya, pengguna elpiji 3 kg masih cukup besar.

“Sejauh ini saya pribadi belum mendengar kabar ini. Bisa kita bayangkan saja, dulu kita sudah mengkonversi dari minyak tanah ke elpiji, kemudian lahirnya city gas atau gas alam. City gas ini tentu dari hasil daerah-daerah yang memiliki potensi gas. Tapi sebagian wilayah di Indonesia yang tidak memiliki sumber daya alam gas tentu masih menggunakan elpiji 3 kg. Kalau subsidi elpiji 3 kg dicabut, apa yang masyarakat kecil pakai. Tentu ini masih menjadi konsep yang perlu dikaji lebih dalam,” ujarnya.

Memang diakui, bantuan yang dijanjikan pemerintah sebagai pengganti subsidi bisa saja efektif. Namun penyaluran bantuan yang dimaksud tetap harus melalui mekanisme yang jelas. “Seperti halnya untuk mengantisipasi penerima bantuan beasiswa sejak beberapa tahun lalu. Beasiswa langsung ditransfer ke rekening si anak. Karena awalnya dulu banyak kejadian si anak mendapat beasiswa tidak mampu kemudian diterima orangtuanya. Setelah itu, si anak juga tetap masih kesulitan untuk membeli keperluan sekolah. Ternyata uangnya digunakan orang tuanya untuk keperluan lain. Kemudian muncul kebijakan, penerima beasiswa atau bantuan yang langsung menerima,” tukasnya.

“Mungkin informasi ini akan kami segera kaji, artinya kami juga harus mempersiapkan hal-hal yang dirasa perlu.  Nanti kami akan koordinasi ini dengan Pak Wali (dr. Khairul, M.Kes),” tuturnya.

Kepala Bidang Penguatan dan Pengembangan pada Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disdagkop-UKM) Tarakan Muhammad Ramli masih enggan menanggapi lebih jauh.

“Ini kan sebenarnya sifatnya masih wacana karena saat ini belum ada juknisnya. Meski kabar ini sudah beredar di mana-mana, tapi kami masih menunggu kejelasan kabar ini. Kami belum bisa mengatakan kalau alternatifnya bantuan tunai atau semacam apa. Walaupun ada yang mengatakan seperti itu, tapi kami belum bisa berkesimpulan kalau belum ada kejelasan dari wacana ini. Kalau sudah ada juknisnya, baru kami berkoordinasi kepada badan terkait,” tuturnya.

Menurutnya jika subsidi dicabut, maka elpiji 3 kg berkurang. “Sebetulnya dengan masuknya jargas di Tarakan kan stok elpiji bisa dikurangi, karena secara logika pengguna elpiji 3 kg pasti berkurang. Tapi karena ada penimbun-penimbun inilah yang membuat gas elpiji sulit didapatkan,” tuturnya. (*/zac/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X