Curah Hujan Tinggi, Waspada Banjir dan Longsor

- Jumat, 17 Januari 2020 | 11:10 WIB
Genangan usai hujan melanda Tarakan.
Genangan usai hujan melanda Tarakan.

TARAKAN – Hujan yang mengguyur Kota Tarakan sejak Kamis (16/20) dini hari kemarin, menyebabkan banjir di sejumlah titik. Durasi hujan yang lama membuat debit air sejumlah ruas jalan yang ada di Tarakan tergenang. Hal itu diperparah dengan pasang air laut yang menahan arus air menuju laut. Bahkan, hujan juga menyebakan longsor di beberapa wilayah.

Sahdan, Ketua RT 11 Kelurahan Karang Balik menuturkan, bahwa setiap kali turun hujan meski durasinya tidak lama, daerah Karang Balik terutama RT 11 akan mengalami banjir. Hal ini dikarenakan drainase yang dangkal dan kecil, sehingga tidak dapat menampung debit air yang besar. Akibatnya, ketika hujan dengan durasi sekitar satu jam saja akan terjadi banjir.

Ia mengungkapkan, wilayahnya seakan jadi tampungan air dari beberapa RT di daerah Karang Balik. Karena RT 11 memiliki sungai besar yang langsung menuju ke laut. “Awalnya sungai yang ada di RT 11 pada tahun 90-an kedalaman sungai sekitar 2 meter, dan tidak pernah terjadi banjir di daerah Karang Balik,” bebernya.

“ketika memasuki tahun 2000-an ke atas sudah mulai terjadi banjir sampai sekarang, kedalaman parit yang ada sekarang hanya berkisar 30 sentimeter. Jadinya ketika terjadi hujan dengan durasi minimal satu jam pasti akan terjadi banjir,” sambungnya lagi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan, dikatannya juga sudah sering meninjau daerah Karang Balik terutama RT 11, tetapi belum ada realisasi yang dilakukan dalam menanggulangi banjir yang terjadi di daerah tersebut. Bahkan dari kelurahan juga sudah pernah meninjau, bahkan pemerintahan sebelumnya sudah pernah melakukan pengerukan di daerah sungai tersebut, tetapi pengerukan yang dilakukan hanya berkisar 100 meter. Ia menilai, seharusnya dilakukan sampai ke hilir sungai.

Ancaman banjir ketika hujan membuat warganya sudah terbiasa dengan banjir. Jadinya kebanyakan rumah yang ada di daerah Karang Balik menggunakan tanggul sebagai penghalang banjir agar tidak memasuki rumah mereka. Genangan air seperti yang terjadi kemarin membuat beberapa RT yang ada di Kelurahan Karang Balik ikut terendam air, sedangkan untuk menunggu surutnya, warga harus menunggu waktu sekitar 3 jam agar dapat surut.

Selain itu, pihaknya juga sudah sering menyampaikan ke pihak terkait untuk dilakukan sedimentasi, penggunaan alat berat menjadi salah satu pendukung untuk dilakukan pengerukan pasir yang ada di sungai tersebut. Jika hanya menggunakan tenaga manusia sangat sulit karena padatnya tumpukan pasir yang mengakibatkan pendangkalan pada parit yang ada saat ini.

Dikatakannya, daerah karang balik merupakan salah satu daerah pendidikan karena terdapat beberapa sekolah, serta dapat terkena dampak dari banjir. Sebab banyak orang tua tidak bisa melewati genangan air yang tinggi dengan menggunakan kendaraan roda dua.

Salah seorang warga yang tiap hari melintasi jalan tersebut, Saroh menyampaikan, dirinya harus mencari jalan lain ketika mengantar anaknya ke sekolah.

“Karena jalan yang ada di Karang Balik tidak dapat dilalui kendaraan bermotor, ketinggian banjir yang berkisar 30 sentimeter ketika banjir, jadinya butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah, karena jalan yang tergenang merupakan salah satu akses utama saat menuju sekolah di daerah tersebut,” tutur Saroh.

Jalan Ditutup Roda Empat

Rawannya kejadian longsor di beberapa titik Kelurahan Mamburungan Timur menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat sekitar. Itu disebabkan karena sebagian besar jalan umum berada di lereng perbukitan. Selain itu, saat ini terdapat cukup banyak jalanan yang mengalami keretakan yang dipercaya sebagai adanya tanda-tanda longsor di wilayah tersebut.

Salah satunya ialah pada jalan umum yang terletak di RT 9, Kelurahan Mamburungan Timur. Saat dikonfirmasi, Hamdan Siba, Ketua RT 9 menerangkan, sedikitnya terdapat 3 titik tanda-tanda longsor yang kerap menghantui masyarakat. Satu di antaranya adalah terletak pada jalan umum yang merupakan jalanan yang dilalui masyarakat Kelurahan Mamburungan Timur. Ia menjelaskan, semakin hari kondisi keretakan pada jalan itu semakin mengkhawartirkan yang ditandai semakin melebarnya keretakan pada badan jalan.

"Ada tiga titik seingat saya. Dua titik di gang permukiman, satunya di jalan umum. Yang di jalan umum ini sangat berbahaya sekali, setiap hujan keretakannya semakin lebar. Takutnya pas hujan dilewati kendaraan longsornya terjadi," ujarnya, kemarin (16/1).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X