Salah Input Data KIS, Kadir Dinyatakan Meninggal Dunia

- Jumat, 17 Januari 2020 | 11:07 WIB
ilustrasi
ilustrasi

NUNUKAN – Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bernama Kadir, warga Desa Binusan yang juga pemilik Kartu Indonesia Sehat (KIS) dibuat heran dengan pendataan BPJS Kesehatan. Sebab, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan menerima data jika KIS miliknya telah dinyatakan meninggal dunia pada 2017 silam.

Padahal, Kadir sendiri masih hidup dan sedang mengidap penyakit kanker prostat. Ia pun harus menjalani perawatan di RSUD Nunukan dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan aktif miliknya. Kadir sendiri sudah masuk ke RSUD Nunukan sejak Rabu (15/1) dan harus keluar dari RSUD Nunukan Kamis (16/1), lantaran khawatir biaya di RSUD Nunukan membengkak karena terdaftar pasien tunai atau mandiri.

Sementara itu, Ketua RT 11 Desa Binusan, Sape yang melakukan kepengurusan dokumen Kadir juga kaget. Ketika pihak keluarga memberitahukan kepadanya BPJS Kesehatan milik Kadir sudah tidak aktif karena terdata telah meninggal dunia.

“Ya, saya heran saja, masa warga saya itu BPJS Kesehatan-nya dibilang sudah tidak aktif karena sudah meninggal, padahal orangnya ada itu, masih ada, sedang sakit, dirawat di rumah sakit. Kadir ini warga saya, yang punya KTP Nunukan dan terdata sebagai warga miskin penerima KIS bantuan Kementerian Sosial,” ujar Sape kepada pewarta harian ini.

Karena penasaran atas data tersebut, Sape bahkan datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Nunukan untuk memastikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik Kadir. Dari data pihak Disdukcapil, Kadir tidak pernah dibuatkan riwayat meninggal dunia.

Kadir yang menjadi pasien tunai pun khawatir akan biaya perawatan dan pengobatannya di pasien kelas III RSUD Nunukan. Mendapatkan persetujuan dokter untuk keluar dahulu guna mengurus BPJS, Kadir pun meminta kepada Sape untuk keluar dahulu dari RSUD Nunukan.

“Jadi terpaksa kita keluar dulu karena takut biayanya nanti semakin besar kalau lama di RSUD. Saat keluar, kami dibebankan biaya RSUD sebesar Rp 1,7 juta lebih. Karena pasien orang tidak mampu, saya sendiri yang membantu pasien membayar dan akhirnya kita keluar,” beber Sape.

Dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut, Kepala BPJS Kesehatan Nunukan, Yuliarsih Sahar ternyata juga sudah mengetahui persoalan tersebut. Atas hal itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Hasil koordinasi pun disampaikan BPJS Kesehatan Bulukumba, di mana kematian Kadir, dilaporkan oleh sang istri yang bernama Sidar. Dari data ini, BPJS Kesehatan Nunukan menduga adanya kesalahan input data pada nama yang sama.

“Ya, jadi setelah kita cek, istri Kadir ini ada di Nunukan. Namanya Satti Ode, bukan Sidar. Jadi kesimpulannya kesalahan pada pendataan saja, terkait mutasi kematian Kadir sebagai peserta KIS. Ada kemungkinan, namanya sama,” terang Yuliarsih.

Dengan begitu, pihaknya langsung ambil tindakan cepat dengan kembali mengaktifkan KIS dan kartu BPJS Kesehatan Kadir. Nantinya BPJS Kesehatan akan mengklaim pembayaran yang dilakukan pihak keluarga. “Jadi kartu yang aktif, sudah kami serahkan ke keluarga. Nantinya terkait biaya yang dikeluarkan keluarga, akan diklaim atas kartu yang aktif, kita akan jelaskan ke pihak RSUD, supaya pasien tidak terbebankan,” jelas Yuliarsih. (raw/eza)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X