Menginspirasi Masyarakat Melalui Buku

- Senin, 13 Januari 2020 | 14:48 WIB
SELAMAT ULANG TAHUN: Dr. Yansen TP, M.Si saat menerima cenderamata karikatur bertema Salam Harmonis untuk Kita Semua dari Radar Tarakan Group yang diwakili Direktur Radar Tarakan Anthon Joy F Nahampun yang turut hadir dalam acara peluncuran dan bedah buku Hidup Bersama Allah jadi Produktif, Minggu (12/1) di Bangabak, Kuala Lapang, Malinau Barat. Tepat hari ini (13/1), Yansen TP berulang tahun ke-60. FOTO: AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN
SELAMAT ULANG TAHUN: Dr. Yansen TP, M.Si saat menerima cenderamata karikatur bertema Salam Harmonis untuk Kita Semua dari Radar Tarakan Group yang diwakili Direktur Radar Tarakan Anthon Joy F Nahampun yang turut hadir dalam acara peluncuran dan bedah buku Hidup Bersama Allah jadi Produktif, Minggu (12/1) di Bangabak, Kuala Lapang, Malinau Barat. Tepat hari ini (13/1), Yansen TP berulang tahun ke-60. FOTO: AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN

MALINAU — Terinspirasi dari visi orang tuanya, Dr. Yansen TP, M.Si bersama keluarga besarnya menuangkan pikiran mereka dalam sebuah buku, untuk menginspirasi banyak orang. Buku berjudul Hidup Bersama Allah Jadi Produktif yang ditulis oleh 31 orang tersebut diluncurkan Minggu (12/1), tepat sehari sebelum hari lahir Bupati Malinau yang ke-60 tahun tersebut.

“Inspirasi melahirkan buku ini tidak lain adalah rasa bangga, hormat dan kecintaan kepada orang tua yang menurut saya luar biasa visinya kepada masa depan anak-anaknya,” ujar Yansen TP saat diwawancara usai peluncuran buku keluarga besar Samuel Tipa Padan (STP) itu, Minggu (12/1) di Bangabak, Kuala Lapang, Kecamatan Malinau Barat. 

Menurutnya, visi jauh ke depan yang digambarkan orang tuanya itu ada,  jauh sebelum ia  bersama kakak dan adiknya bisa menempuh pendidikan yang lebih baik, sudah diucapkan sang ayah yang bernama Samuel Tipa Padan. Karena itu, sebagai penghargaan terhadap sikap orang tua yang punya visi yang jauh ke depan, ia bersama saudara dan keluarga besar menuangkannya dalam buku. 

Karena keluarganya juga mencintai dunia literasi, maka beranggapan mengapa tidak menulis sebuah buku untuk menggambarkan bahwa setiap pribadi itu, punya  inspirasi atas sebuah catatan nilai hidup yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain. 

Apalagi, hal yang ditanamkan orang tuanya sangat membekas bagi ia dan saudaranya. Di mana mereka mendapat pesan agar sekolah setinggi-tingginya. Karena sekolah, atau pendidikan itulah kata orang tuanya yang bisa mengubah dia dan saudaranya. Dan hal itu terbukti. 

“Kalau kamu bisa berbuat, jangan bertanya-tanya. Berbuatlah kata ayah saya. Dan itu terbukti juga. Artinya, kalau kita berpikir ingin melakukan sesuatu dan kita punya gambar yang jelas ya kerjakan. Ya hasilnya seperti ini (terbit buku hasil tulisan keluarganya),” ucapnya seraya menegaskan ketika ia bersama kakak dan adiknya merasakan didikan orang tua itu sesuatu yang baik, bisa menginspirasi orang lain, maka harus dilakukan dan terbukti bisa. 

“Mudah-mudahan, harapan saya, konten buku ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Paling tidak dicernai dari sisi pandang dia lah. Jangan melihat kontradiktif di dalamnya, tapi coba cernai kira-kira apa yang bermanfaat untuk diri kita, atau memberi keyakinan kepada kita bahwa apa yang dihadapi oleh keluarga kami, juga sebenarnya dihadapi oleh dia,” harapnya. 

Sebelumnya, R. Masri Sareb Putra, M.A yang merupakan tokoh literasi nasional mengakui buku yang diluncurkan dan ditulis oleh keluarga STP ini sangat unik. Sebab buku yang ditulis puluhan orang ini dirancang sejak awal memang menjadi sebuah buku. Menurutnya buku merupakan buku pertama yang ada di dunia, di mana setiap anggota keluarga menulis. Itu tidak mudah. 

 “Ini hal yang menarik buat saya. Saya bilang saya malu karena saya dianggap tokoh literasi, penulis, tapi saya belum berhasil membangun budaya literasi itu di keluarga saya sendiri. Dengan ini saya terinspirasi, saat saya pulang saya akan ajak keluarga, ayo kita bangun keluarga literasi, keluarga membaca dan menulis,” tutur penulis yang sudah melanglang buana sebagai editor di sebuah percetakan buku nasional ini. 

Sementara itu, Dodi Mawardi, penulis buku berjudul Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani yang saat peluncuran buku Hidup Bersama Allah Jadi Produktif menjadi moderator saat membedah buku tersebut langsung mencari tahu bahwa apakah ada orang menulis sebanyak buku itu di di Indonesia bahkan Asia, ia tidak menemukannya. Dan ia hanya menemukan sebuah buku di Indonesia yang ditulis 20-an anggota keluarga, namun tema atau judulnya bukan tentang keluarga seperti buku yang ditulis keluarga besar STP.

Oleh sebab itu, dirinya menganggap buku Hidup Bersama Allah Jadi Produktif ini bisa masuk rekor Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI). Sebab, belum pernah ada yang menulis hingga 31 orang. Apalagi penulisan melibatkan dari cucu sampai kakek.

“Itu luar biasa. Itu belum pernah ada. Jadi kalau mau rekor dunia, boleh tuh rekor dunia. Saya sudah keliling ke mana-mana belajar tentang industri buku, belum pernah ketemu yang menulis satu buku, keluarga berjumlah 30-an orang,” ungkapnya. 

Ditanya terkait buku yang ditulis sampai 31 orang dalam satu keluarga tersebut, Yansen dan keluarga tidak mau memikirkannya apakah itu menjadi sesuatu yang sangat luar biasa atau tidak. Yang ada di benak keluarganya yang penting buku yang mereka tulis menginspirasi banyak orang. 

“Mau dia (yang nulis) 20, mau dia 30 itu bukan persoalan. Tapi bagi saya dan keluarga yang paling utama paling tidak terbangunlah sebuah semangat orang lain untuk bagaimana meningkatkan kualitas dia. Jadi soal kontennya saya serahkan ke pembaca, isinya seperti apa silakan cernai,” katanya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X