Ukraina Klaim Dapat Kirim 321 Tank

- Senin, 30 Januari 2023 | 13:44 WIB
Challenger 2 buatan Inggris yang akan dikirim ke Ukraina.
Challenger 2 buatan Inggris yang akan dikirim ke Ukraina.

KIEV- Ketegangan antara Rusia dan Ukraina terus berlangsung. Belakangan, kedua negara itu saling tuding telah melakukan kejahatan perang. Moskow menyatakan, roket yang diluncurkan oleh pasukan Kiev telah menghantam fasilitas medis di Novoaidar, Luhansk. Akibat serangan tersebut, sebanyak 14 orang pasien dan petugas medis tewas. Selain itu, 24 orang lainnya luka-luka.

Di lain pihak Ukraina menyebut, serangan Rusia selama dua hari terakhir telah menelan 11 nyawa warga sipil. ’’Serangan rudal yang disengaja terhadap fasilitas medis sipil merupakan kejahatan perang yang serius oleh rezim Kiev. Semua yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kejahatan ini akan diketahui dan dimintai pertanggungjawaban,’’ bunyi pernyataan Departemen Pertahanan Rusia seperti dikutip Al Jazeera. Ukraian tentu saja menampik sebagai pelaku.

Moskow menuding Kiev menggunakan peluncur roket HIMARS bantuan dari AS. Rusia agaknya ingin menyeret AS sebagai pihak yang terlibat dalam serangan di rumah sakit tersebut.

Ukraina memang mendapatkan bantuan persenjataan besar-besaran dari negara Barat, utamanya AS. Tanpa bantuan tersebut, kecil kemungkinan Ukraina bisa bertahan melawan Rusia.

Awalnya, bantuan hanya senjata-senjata untuk bertahan saja. Namun, saat ini sudah berubah menjadi senjata taktikal dan penyerangan. AS bahkan sudah memastikan akan mengirimkan 31 tank tempur. Sumber di internal AS mengungkapkan, tank yang bakal dikirim adalah seri M1A2. Lebih canggih dibanding pendahulunya A1.

Dikutip CNN, Duta Besar Ukraina untuk Prancis Vadym Omelchenko mengkonfirmasi total ada sebanyak 321 tank yang akan dikirimkan negara-negara sekutu ke Ukraina. Namun, dia tidak merinci negara mana yang siap untuk menyediakan tank dan model yang bakal diberikan.

Selain dari AS, yang sudah pasti adalah 14 tank Leopard 2 A6 dari Jerman dan 14 tank Challenger 2 dari Inggris. Polandia sempat menyatakan rencananya untuk ikut mengirim tank Leopard 2 A6 buatan Jerman ke Ukraina. Namun, belum jelas kapan tank akan tiba di Ukraina.

Omelchenko mengatakan, tanggal pengiriman akan bervariasi bergantung pada jenis tank dan negara asalnya. Waktu pengiriman akan disesuaikan pada putaran konsultasi berikutnya antara Ukraina dan negara-negara Barat.

Sementara itu, Korea Utara (Korut) menuding AS dan sekutunya telah melewati batas karena mengirimkan tank ke Ukraina. Kim Yo-jong, saudari sekaligus tangan kanan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un, menegaskan, AS dan sekutunya telah merusak perdamaian global dan keamanan regional dengan menyerahkan perangkat keras militer yang jumlahnya sangat besar ke Ukraina.

’’AS memiliki niat jahat untuk mewujudkan tujuan hegemoniya. Yaitu dengan memperluas perang proksi guna menghancurkan Rusia,’’ ujar Kim Yo-jong.

Sebelumnya, Ukraina juga sempat menyatakan ingin diberi jet tempur juga. Ada kemungkinan recana itu juga bakal terwujud. Pejabat militer AS dilaporkan mendesak Pentagon agar menyuplai Ukraina dengan jet tempur F-16. Dengan demikian diharapkan Kiev bisa mempertahankan diri lebih baik terhadap serangan Moskow. ’’Saya rasa kami tidak akan menentangnya,’’ ujar pejabat senior di Departemen Pertahanan AS terkait peluang bantuan jet tempur F-16.

Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menyatakan, negara Barat paham tentang bagaimana perang berkembang dan kebutuhan untuk memasok pesawat yang mampu memberikan perlindungan bagi kendaraan tempur lapis baja yang akan mereka terima. Podolyak mengungkapkan bahwa beberapa negara partner Ukraina memilih bersikap konservatif. Mereka enggan memberikan senjatanya.

Salah satu yang menentang keras adalah Perdana Menteri Hungaria Victor Orban. Jumat (27/1) dia menegaskan bahwa negara-negara Barat yang menyediakan senjata dan uang ke Ukraina telah hanyut menjadi peserta aktif dalam konflik tersebut. Orban telah menolak untuk mengirim senjata ke Ukraina dan telah berusaha untuk memblokir dana Uni Eropa (UE) yang dialokasikan untuk bantuan militer. (sha/hud)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X