Pawang Pakai Proses Ritual Cari Buaya

- Selasa, 7 Januari 2020 | 11:43 WIB
BELUM DITEMUKAN: Meski sudah menurunkan pawang untuk mencari korban, Mansyah yang hilang diduga karena diserang buaya belum juga ditemukan. FOTO: BPBD UNTUK RADAR NUNUKAN
BELUM DITEMUKAN: Meski sudah menurunkan pawang untuk mencari korban, Mansyah yang hilang diduga karena diserang buaya belum juga ditemukan. FOTO: BPBD UNTUK RADAR NUNUKAN

NUNUKAN – Memasuki hari kelima Minggu (5/1), pencarian Mansyah, warga Desa Tepian, Kecamatan Sembakung yang hilang diduga karena diserang buaya di Sungai Desa Tepian, tak  membuahkan hasil. Bahkan karena sudah dipastikan diterkam buaya, pawang lebih fokus mencari buaya yang memangsa korban dibandingkan mencari jasad korban yang hilang.

Ketika pawang melakukan pencarian dengan ritualnya, personel SAR diminta untuk tidak ikut melakukan pencarian. Alasan buaya susah ditemukan dan ditangkap, jika banyak perahu dan speedboat yang hilir mudik di sungai, membuat tim SAR pasrah tidak melakukan pencarian.

Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Hasan mengatakan, sejatinya pencarian korban oleh tim SAR gabungan, terus dilakukan. Namun memang waktunya yang terbatas karena bergantian mencari dengan pawang buaya.

“Ya, tim kami pun saat ini (kemarin, Red) sudah tidak ikut mencari karena atas permintaan pawang dan persetujuan pihak keluarga. Jadi pencarian hanya dibatasi oleh pawang dan beberapa keluarga korban saja,” ujar Hasan.

Memang, baik pihak keluarga dan juga pawang, saat ini hanya fokus melakukan pencarian buaya yang diduga memangsa korban. Sebab, berdasarkan pencarian hingga hari keempat, Sabtu (4/1) kemarin, tidak ada satu pun tanda-tanda adanya korban di sekitar lokasi maupun di tempat–tempat yang diduga tempat habitat buaya pemangsa. Untuk itu, diduga kuat korban masih dibawa oleh buaya pemangsa.

Informasi yang Hasan terima juga, Sabtu lalu, buaya yang berukuran besar yang diduga memangsa korban sempat muncul di permukaan ketika pawang melaksanakan ritualnya memanggil buaya. Namun karena merasa terusik akibat banyaknya speedboat dan perahu yang hilir mudik, buaya pun kembali hilang ke dalam sungai dan hingga kemarin, dilaporkan buaya sudah tidak terlihat kembali.

“Dari pengalaman kami sebelumnya, biasa buaya memang tidak melawan dan menurut dengan pawang kalau memang buaya itulah yang memangsa korban. Mau tidak percaya, tapi begitulah nyatanya yang pernah kami lihat beberapa kali di Kecamatan Sebuku dengan kasus yang sama,” kata Hasan.

Meski begitu, pencarian akan terus dilakukan dan dilanjutkan selama 7 hari, dari hari pertama dilakukannya pencarian. Apalagi, pencarian orang hilang di wilayah muara buaya, memang berbeda dengan  pencarian orang atau korban yang hilang di laut karena kecelakaan laut atau jatuh ke laut.

“Yang jelas kita tetap akan cari full time selama 7 hari. Lepas dari 7 hari dan belum ditemukan, dan jika tidakk ada tanda-tanda korban, pencarian pun dihentikan dan korban dinyatakan hilang,” beber Hasan.

Korban sendiri, diketahui sudah tidak ada di atas perahunya saat nelayan lain melintas di daerah korban memasang pukat. Saat itu, nelayan sekitar hanya menemukan perahu korban beserta alat untuk menangkap ikan. Dari keterangan keluarga, korban memukat sendirian. Saat itu korban sedang melakukan kegiatan merambat atau memasang pukat udang sungai. (raw/zia)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X